Mengenal Tekhnologi Pada Jaman Pra sejarah

Pernahkah kita berfikir bahwa teknologi pada zaman dahulu lebih canggih daripada sekarang..?
Sebelumnya Pernah dengar epik Ramayana dan Mahabrata? Dua epos terkenal dari india kuno tersebut ditulis sekitar 1500SM, ada spekulasi yang menyebutkan bahwa Perang Mahabarata adalah Perang NUKLIR!!!

Benarkah  pada zaman dahulu ada teknologi secanggih itu? Padahal pada zaman tersebut masih zaman Prasejarah yang bahkan belum mengenal tulisan,akan tetapi bisa menciptakan teknologi secanggih itu. Para ahli terus melakukan diskusi , penyelidikan terhadap artefak artefak sejarah dan mengemukakan bahwa bukan tidak mungkin ada peradaban maju pada masa Prasejarah.


Ada Teori yang menyebutkan bahwa Peradaban yang sudah maju tersebut adalah bangsa Atlantis, Lemuria dan Rama. Bangsa Atlantis diperkirakan memiliki wilayah dari Mediteranian hingga Pegunungan Andes di seberang Samudera Atlantik, bangsa Rama berkuasa di bagian utara India-Pakistan-Tibet  hingga Asia Tengah sedangkan bangsa Lemurian yang paling maju diantara bangsa lainnya memiliki wilayah  di sekitar Indonesia, sebagian Australia, Selandia Baru, Papua Nugini dan Sebagian Samudera Pasifik. Dalam beberapa kitab Wedha dan Jain memuat bukti historis mengenai Ramayana dan Mahabrata dan bukti historis mengenai dinasti Rama yang pernah mencapai Puncak kejayaannya dengan tujuh kota utamanya “Seven Rishi City” yang salah satunya yaitu Mahenjo Daro (Pakistan Utara).

Dalam Epos Mahabrata dikisahkan bahwa Arjuna dengan gagah berani duduk dalam Vimena (Sebuah benda yang bisa terbang) dan mendarat di air lalu meluncurkan Gendewa, semacam senjata mirip rudal/Roket yang dapat menimbulkan sekaligus melepaskan nyala api yang gencar diatas wilayah musuh , lalu dalam sekejap bumi bergetar hebat, asap tebal membumbung tinggi diatas cakrawala, dalam detik itu juga akibat kekuatan ledeakan yang ditimbulkan dengan segera menghancurkan dan menghanguskan semua apa saja yang ada di sana.

Nah, lalu dari hasil Riset dan Penelitian yang dilakukan di sekitar Sungai Gangga India, Para Arkeolog menemukan banyak sekali puing-puing yang telah menjadi batu hangus di atas hulu sungai. Batu yang besar-besar pada reruntuhan ini dilekatkan menjadi satu permukaanya menonjol dan cekung tidak merata. Jika ingin melebur bebatuan tersebut dibutuhkan suhu paling rendah 1.800 C. bara api biasa tidak akan mencapai suhu ini, hanya ledakan nuklir yang bisa mencapai suhu tersebut. Di Sungai gangga juga ditemukan tengkorak-tengkorak yang setelah diteliti mengandung Radiasi Nuklir yang sangat tinggi. Bukan hanya di sungai  gangga reruntuhan tersebut ditemukan di Babilon kuno, Gurun Sahara dan Gurun Gobi .

Beberapa seloka dalam kitab Wedha dan Jain secara Eksplisit menggambarkan bentuk dari Benda Terbang yang disebut Vimena yang ciri-cirinya mirip piring terbang masa kini. Kebanyakan Bukti Tertulis berada di India dan bukti fisik berada di Amerika Selatan dan mesir.  Dari beberapa penelitian menyimpulkan bahwa umat manusia sudah menguasai Teknologi Nuklir, Rekayasa Genetika, Perjalanan Antar Galaksi dan Antar Dimensi.

Ada lagi berita dari Oklo, Republik Gabon bahwa pada tahun 1972 perusahaan Perancis yang mengimpor biji mineral uranium terkejut karena biji uranium tersebut sudah pernah diolah dan dimanfaatkan sebelunya serta kandungan uraniumnya dengan limbah Reaktor nuklir hampir  sama. Penemuan tersebut mendorong para ilmuwan untuk melakukan suatu penelitian.

Hasil penelitian menyebutkan bahwa adanya Reaktor Nulir berskala besar pada masa prasejarah yang berusia 2 milyar tahun, dengan kapasitas lebih dari 500 ton biji uranium di enam wilayah, dan dapat menghasilkan tenaga 100.000 watt.Tambang reactor Nuklir tersebut telah beroperasi selama 500 tahun. Yang membuat para ilmuwan malu adalah bahwa limbah penambangan reactor nuklir itu, tidak tersebar luas dalam areal 40 meter di sekitar pertambangan dengan cara memanfaatkan topografi alami untuk menyimpan limbah nuklir tersebut.

Selain dari pada itu ada teknologi Hidrogen yang jauh lebih canggih yang di kuasai oleh bangsa Lemuria, akan tetapi karena bangsa Lemuria yang telah mencapai evolusi tertinggi yang mempunyai sifat tidak suka berperang, berbeda dengan  bangsa Rama dan bangsa Atlantis yang gemar berperang atau menginvasi bangsa lain tak terkecuali bangsa Lemurian.

 Ketika bangsa Atlantis akan melancarkan serangan ke benua Lemurian bangsa lemurian bukannya melawan akan tetapi memilih mengalah dengan meninggalkan bumi menuju planet lain. Akibat dari serangan tersebut benua Lemurian hancur dan tidak meninggalkan bekas hingga akhirnya benua lemurian tenggelam karena bencana air bah yang melanda bumi. Lalu yang tersisa adalah Indonesia,Australia , Papua nugini dan selandia Baru sebagian yang lainnya tenggelam karena berada di dataran rendah sedangkan wilayah diatas dulunya merupakan dataran tinggi benua lemurian.

(berbagai sumber)

1 Comments: