Pertama Kali, Diskusi Menelusuri Perjalanan Mpu Bharadah Di Gelar Di Bali Diikuti Ratusan Undangan

February 24, 2019 DPN 0 Comments




DENPASAR,DAMARPANULUHNUSANTARA.COM - Ratusan tamu undangan baik dari dalam maupun luar daerah, para pendeta, para pendande, dan para pejabat provinsi bahkan bupati menghadiri dan mengikuti acara besar yaitu Diskusi Penelusuran Pemargan (Perjalanan ) Mpu Beradah dari para wareh Mpu Bharadah yang bertempat diarea Hotel Santrian Sanur Jln Danau Tablingan 47 Denpasar Bali. Minggu (24/2/2019).

Acara yang berlangsung dengan khidmat dan lancar tersebut dilaksanakan sebagai bentuk eling kepada leluhur, sehingga acara yang dirangkum kurang lebih 4 jam ini mendapat banyak apresiasi dari semua tamu yang hadir.

Sebelum acara Diskusi diaksanakan, paginya pukul 06 :00 Wita dilaksanakan upacara do'a bersama di Pura Kuno bersejarah yaitu Pura Tanjung Sari Santrian Sanur yang berada disebelah barat panggung acara.


Ida Bagus Suamba Bhayangkara selaku ketua panitia kegiatan menyampaikan berdasarkan sejarahnya Pura Tanjung Sari di Sanur merupakan salah satu tempat yang pernah disinggahi dalam perjalanan Mpu Beradah ke Bali sebagai utusan Raja Airlangga untuk bertemu dengan Mpu Kuturan. Dipura inilah dipercaya sebagai salah satu tempat pemujaan Mpu Bharadah yang meninggalkan genta sucinya.


Melalui forum diskusi untuk Menelusuri Pemargan Mpu Bharadah diharapkan akan dapat melestarikan dan mera pengetahuan tentang perjalanan Mpu Baradah agar diketahui oleh masyarakat Bali.

“Dari diskusi dan tulisan akan memancing atau menggugah para pelaku sejarah untuk penyempurnaan melaui diskusi lanjutan dari apa yang telah dibuat. Jangan sampai terlupakan oleh para penerusnya,” ujar warga asli Sanur ini.


Sementara, Wakil Gubernur Bali, Tjok Oka Artha Ardana Sukawati yang turut hadir dalam kegiatan diskusi menyampaikan, bahwa sejarah dari perjalanan dari Mpu Bharadah sangat perlu untuk diketahui dengan jelas dan dipahami. Melalui diskusi bersama ini, diharapkan ada tulisan-tulisan yang mempunyai kekuatan sejarah yang bisa diperbanyak. Karena jika sumber sastra hanya didiamkan begitu saja maka tidak akan memberikan manfaat.

“Ini sangat penting. Apalagi cerita ini sering dilakoni dalam cerita calonarang. Tentu perlu diluruskan, apabila ada persepsi yang salah selama ini,” ujarnya.

Pihaknya pun berharap terkait perjalanan Mpu Bharadah agar bisa dikembangkan lagi/ sehingga membuahkan hasil yang dapat digunakan sebagai bahan referensi kedepannya terkait relevansi dengan nilai-nilai luhur yang bisa diwariskan untuk pembangunan Bali.

“Bagaimana sikap bijak ini bisa menjadi alat ukur kita semua. Sudahkah kita mengikuti jejak leluhur. Ini menjadi sangat relevan disaat era sekarang yang penuh dengan pengaruh global, agar tidak meninggalkan jati diri kita sebagai trah Mpu Bharadah,” pungkasnya.


Cok Ace menambahkan dari apa yang didapat melalui diskusi bersama ini belumlah sempurna sehingga perlu dikembangan lagi diantaranya untuk memilah mana yang termasuk kisah babad, dongeng dan mana cerita yang memang benar cerita sejarah. Ia berharap nantinya hasil dari seminar ini bisa dimanfaatkan oleh Dinas Kebudayaan untuk mengembangkan pengetahuan dan disebarluaskan kepada masyarakat Bali.

“Pada akhirnya dari penelusuran pemargin leluhur, yang paling penting adalah mengetahui bahwa kita semua bersaudara,” pungkas tokoh Puri Ubud tersebut.

Diskusi Menelusuri Pemargan Mpu Bharadah sebagai bentuk eling kepada leluhur yang diikuti para Sulinggih, Penglisir dan Tokoh masyarakat Sanur melibatkan pembicara yaitu Ida Pedanda Wayahan Bun dari Griya Sanur Pejeng Tampaksiring Gianyar, dan Ida Pedanda Gede Wayahan Wanasari dari Griya Wanasari Sanur Denpasar.(dpn)

0 Comments:

Jelang Diskusi Dan Do'a Bersama, Puluhan Para Wareh Mpu Bharadah Gelar Ritual Mepekelem Di Pantai Sanur

February 24, 2019 DPN 0 Comments




DENPASAR ,DAMARPANULUHNUSANTARA - Menjelang persiapan acara Diskusi dan Do'a bersama penelusuran pemargan Mpu Beradah yang akan berlangsung pada Minggu 24 Februari 2019 di area Hotel Santrian Sanur Jln Danau Tablingan Denpasar Bali,  puluhan para wareh Mpu Bharadah pada sore hari ini menggelar acara ritual mepekelem atau biasa dikenal dengan sebutan lelarung sesaji yang dilepaskan ke pantai laut Sanur tepat dibelakang Pura Tanjung Sari. Sabtu (23/2/2019).


Pura Tanjung Sari ini merupakan Pura kuno atau tertua di Provinsi Bali ,juga pura ini dikenal dengan masih akan kesakralannya apalagi dibelakang pura ini membentang laut dan pantai.

Lelarung sesaji tersebut berlangsung ditepi Pantai dengan dipimpin Ida Bagus Suamba dan para mangku laiinya dan diikuti oleh puluhan umat yang merupakan para wareh Mpu Bharadah.

Sekira pukul 16:00 Wita acara mepekelem berlangsung dengan khidmat dan lancar, usai ritual, selanjutnya beragam sesaji suguhan berupa telur, punia dan bebek hitam, ayam hitam lengkap  kemudian dilarung ke Pantai.


Ritual lelarung ini merupakan bentuk syukur terhadap sang Hyang Widi Tuhan Yang Maha Kuasa Tuhan Alam Semesta yang karunianya dilimpahkan kepada kita semua "tutur Ida Bagus Suamba kepada tim Damar Panuluh Nusantara.

Selain itu, tujuan ritual ini kami hadiahkan kepada para leluhur kami yang telah mendahului kami semua khususnya leluhur para wareh dari Mpu Bharadah dan keluarganya.

" Semoga kita semua selalu senantiasa diberikan keselamatan dan keberkahan dalam menjalani hidup ini"Pungkasnya.

Selanjutnya pada malamnya tepat pergantian hari pukul 00:00 Wita dilanjutkan upacara do'a bersama di Pura Tanjung Sari dengan tujuan utama yaitu mengharap agar acara Seminar atau Diskusi dan Do'a Bersama Penelusuran Pemargan Mpu Bharadah " berjalan dengan lancar dan aman (har/Dpn)

0 Comments:

PT GG Tbk Bersama Polres Kediri Dan Komunitas KTK Kediri Gelar Baksos Di Kawasan Lereng Gunung KELUD

February 17, 2019 DPN 0 Comments



KEDIRI, DAMARPANULUHNUSANTARA - Menjelang Pilpres  2019 , PT Gudang Garam tbk bersama Jajaran Polres Kediri dan ratusan Komunitas Trail Kediri Raya (KTK) menggelar acara bakti sosial di kawasan lereng Gunung Kelud tepatnya di Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri Jawa Timur . Sabtu (16/2/2019).

Kegiatan yang diselenggarakan pada pagi itu juga dalam rangka cangkrukan Kamtibmas bersama masyarakat sekitar Kawasan lereng Gunung Kelud sekaligus mengkampanyekan millenial road safety untuk sadar berlalu lintas.

Diawali dengan keberangkatan dari Mapolres Kediri pada pukul 08:00 Wib PT. Gudang Garam. tbk bersama jajaran Polres Kediri diikuti ratusan komunitas pasukan trail dibelakangnya langsung menuju rute kawasan lokasi Kampoeng Anggrek Kecamatan Ngancar. Namum sebelum ke lokasi Kampoeng Anggrek. Para jajaran bersinggah di Mapolsek Ngancar untuk memberikan bantuan sosial kepada puluhan lansia warga yang tinggal di Ds Ngancar.



Kapolres Kediri AKBP Roni Faisal mengatakan "Bakti sosial ini merupakan kegiatan bersama antara PT Gudang Garam tbk dan Polres Kediri juga menggandeng komunitas KTK Kediri Raya sebagai bentuk kepedulian kami bersama terhadap masyarakat kurang beruntung . Dan ada puluhan lansia yang pada pagi ini kami berikan bantuan sosial berupa bingkisan kebutuhan pokok sehari hari agar dapat digunakan untuk keperluannya" Ujar Kapolres Kediri.

"Dalam kegiatan yang luar biasa tersebut kami juga menggelar sosialisasi Millenial Road Safety akan sadar keselamatan berlalu lintas dan mengajak masyarakat sekaligus untuk menjaga situasi Kabupaten Kediri yang aman, kondisif jelang Pileg dan Pilpres 2019 nanti" Imbuh Kapolres.

Ditempat yang sama,  Direktur SDM PT. GG tbk Slamet Budiono (SB)  mengatakan ucapan terima kasih atas kerjasamanya Polres Kediri yang selama ini selalu bersama sama dalam kegiatan berbagi kepada warga kurang beruntung di wilayah Kabupaten Kediri. Insya Allah kebersamaan kerjasama ini akan terus berkembang dan bisa bermanfaat bagi masyarakat"tuturnya.(har/rianto)

 Simak videonya :

 

0 Comments:

Heri Mbeno, Satu Satunya Pengrajin Permata Yang Masih Eksis Di Kota Pare

February 01, 2019 DPN 0 Comments




KEDIRI, DAMARPANULUHNUSANTARA.COM - Tidak jauh dari Kampung Inggris Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Jawa Timur tepatnya di Jln A Yani Pare terlihat ada pengrajin batu pertama yang masih bertahan hingga saat ini ,batu permata yang dikerjakan berjenis batu akik meski  tidak seramai yang dulu peminatnya ,namun pengrajin ini bisa disebut sebagai pengrajin yang bertahan di Kota Pare.

Sebut saja Heri Eko biasa dipanggil Heri Mbeno (38) yang tiap hari sabar menekuni pekerjaan sebagai pengrajin batu permata (akik) Kota Pare.

Saat ditemui tim Damar Panuluh Nusantara  "Heri mengatakan bahwa ia berjualan batu permata ini sudah empat tahun yang lalu meneruskan jejak ayahnya. Sebelumnya Saya menggeluti dunia kolektor hingga tertarik beralih menjadi Pengrajin batu akik hingga saat ini" kata Heri kepada tim Damar Panuluh Nusantara. Selasa (29/1/2019).

Meski di Kota Pare hanya ia sendirian, tak mematahkan semangat Heri untuk mengais rejeki berjualan batu akik.


Heri Mbeno berjualan batu akik sekaligus alat kebutuhan batu permata ini tepat di pinggir jalan Gang A Yani Kota Pare yang bersebelahan dengan pangkalan becak dan warung.

Ada beragam jenis batu permata /batu akik yang dijualnya diatas meja kecil, Heri juga melayani poles akik, emban akik, kalung dan mandel, kadang para peminat batu akik ada yang meminta akiknya dipoles lebih menggilap.

Reporter: Hariono
Editor     : Hariono

0 Comments:

AWAL PERJALANAN PERSONIL DAMAR PANULUH NUSANTARA

February 01, 2019 DPN 0 Comments



KEDIRI, Damar Panuluh Nusantara - Berangkat dari sebuah rasa penasaran yang terus-menerus merasuki pikiran terkait dengan beberapa peninggalan bersejarah atau peninggalan leluhur di wilayah Kabupaten Kediri Jawa Timur yang kurang diperhatikan, hampir setiap hari kami menelusuri diantara petilasan yang sudah ada.

Dari latar belakang profesi kami sebagai Jurnalis, kemudian kami melakukan penelusuran di tempat - tempat yang diduga mengandung nilai sejarah tinggi.

Hari demi hari, waktu demi waktu, kadang siang dan terkadang juga malam, kami berjalan seakan-akan tidak ada kata lelah dengan penuh semangat.

Didasari panggilan hati tanpa ada kepentingan pribadi, kami kemudian beristirahat dari Situs ke Situs yang ada di Kabupaten Kediri Jawa Timur. Kegiatan tersebut kami lakukan selepas menunaikan tugas atau pekerjaan masing-masing.

Sejak tahun 2007 silam, perjalanan menelusuri tempat - tempat leluhur itu sudah kami lakukan walaupun saat itu Gonta ganti teman karena diantaranya pindah tempat kerja. Pada suatu saat, saya Rianto asal Pare Kabupaten Kediri Jawa Timur


pernah melakukan kegiatan penelusuran tersebut sendirian. Hal tersebut karena semua teman kami sudah tidak sanggup untuk melanjutkan mengikuti jejak Saya.

Kemudian pada tahun 2009 saya kembali ditemani oleh beberapa temen Jurnalis yang kebetulan juga tertarik dengan peninggalan leluhur yang mengandung nilai-nilai sejarah sangat tinggi.

Tiga orang termasuk saya waktu itu mendengar cerita beberapa anak pelajar SMP yang sedang membeli Es disebuah Warung tengah Sawah tepatnya masuk wilayah Kecamatan Pagu Kabupaten Kediri Jawa Timur yang mengatakan saat mencari burung mengetahui ada patung macan.

Dari cerita itulah akhirnya kami seakan merasa dituntun oleh sesuatu yang diluar nalar. Berangkatlah kami ke sebuah tempat tepatnya di areal persawahan di Desa Semen Kecamatan Pagu Kabupaten Kediri Jawa Timur.

Ditempat itu kami menyeberangi sungai dan menuju area rerimbunan pohon Bambu. Rasa penasaran kami terbayar saat mengetahui diantara sampah dan ranting Bambu diketahui ada 2 buah patung seperti Singa. 

Naluri seorang Jurnalis dimainkan, tanpa menunggu waktu , Kamera Poker yang ada di Tas langsung dikeluarkan dan Cret...Cret.
Cret... jadilah sebuah gambar Istimewa.

Usai mengambil gambar, kami menghampiri seseorang yang sedang bekerja di Sawah dekat lokasi. Dari situlah kami akhirnya kami mendapatkan keterangan dan diarahkan menemui seorang Kakek di Kampung tersebut.

(bersambung.....nto).

Reporter dan Editor : Rian Damar

0 Comments: