Uncle Hard Enduro 2019, Tim Gudang Garam Raih Podium Juara 1

November 25, 2019 DPN 0 Comments




KEDIRI,DAMARPANULUHNUSANTARA.COM +  Gelaran kompetisi enduro kelas dunia bertajuk Uncle Hard Enduro 2019 yang diadakan di Kiram Park, Banjar Baru - Kalimantan Selatan,  22-24 November 2019. Gudang Garam Enduro Racing Team menjadi juara umum pertama kelas Nasional.

Lomba yang berlangsung sejak Jumat  (22/11/2019) dan berakhir pada hari Minggu (24/11/2019) kemarin memperlombakan beberapa kelas nasional yaitu Kiram Knight dan  Kiram Warrior. Sedangkan untuk internasional yaitu South Borneo International, sedangkan race terdiri dari Prolog, Uncle Signature Race serta Uncle Hard Enduro Race.

Peserta yang datang berasal berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri, Seperti pembalap  kelas dunia, Graham Jarvis asal Inggris dan Wade Young asal Afrika Selatan serta 20 pembalap internasional lainnya.


Trek yang ditawarkan Uncle Hard Enduro 2019 cukup fenomenal dan berkelas internasional. Penonton yang memadati arena pertandingan merasa terhibur dengan aksi-aksi para peserta berusaha mengendalikan motor trailnya untuk bisa menaklukkan berbagai track buatan di Race Prolog yang membuat para rider harus bersusah payah untuk bisa menaklukannya.

Tidak jarang para rider harus jatuh bangun diatas track yang dibuat dari tumpukan batu gunung, kayu log hingga ban ukuran raksasa.

Tantangan para rider tidak habis ditrack prolog saja mereka juga merasakan kerasnya medan di signature race dan uncle hard enduro race dengan melintasi sungai, lubang-lubang besar, batu kerikil dan tanjakan yang dibuat khusus membelah perbukitan dikawasan Kiram.

Seperti yang diutarakan oleh Mukhlis Adis Setiawan (26) rider jawara Gudang Garam Enduro Racing Team mengaku trek Uncle di Kiram ini merupakan trek yang paling ekstrem dan masuk kategori internasional bagi dirinya, terlebih lagi cuaca panas yang ekstrem membuat para rider kewalahan, dari 3 race yang ia ikuti dan melawan 75 lebih rider Nasional, Adis berhasil meraih juara 1.


"Treknya sangat ekstrem, bahkan bagi saya ini yang paling menantang mungkin juga trek kelas internasional. Dari 3 race saya bersama Gudang Garam Enduro Team , saya juara umum, semoga kedepannya Gudang Garam semakin maju dan bermanfaat bagi sesama," ucap Adis. Senin (25/11/2019).

Senada dengan Adis, pengawas kompetisi, Ridho Faisal yang berasal dari Indonesian Offroad Federation (IOF) menilai trek yang ditawarkan Uncle Hard Enduro 2019 ini merupakan kelas dunia, bahkan event terbesar dan terbaik, mulai dari segi manajemen event dan kelas hard enduronya.

"Bagi saya, ini termasuk event terbaik di Indonesia, Asia dan dunia. Tidak hanya trek, namun juga menajemen event dan kelas enduronya," jelas Ridho Faisal.


Tokoh Enduro Trail Nasional yang sekaligus sebagai Manager Gudang Garam Enduro Racing Team, Slamet Budiono menjelaskan bahwa keberhasilan ini berkat perjuangan dan kerja keras pembalap serta dukungan penuh dari Tim Crew yang solid, GG Enduro Racing Team bisa mempertahankan prestasi dan reputasi sbg Juara.

"Kami sampaikan rasa hormat dan penghargaan yang setinggi tingginya kepada pemrakarsa dan penyelenggara event Uncle Hard Enduro yang telah berani menggelar event Internasional di Indonesia, dengan sajian jalur yang spektakuker dan tingkat kesulitan Super Hard.
Dimana pembalap tidak hanya dituntut punya nyali saja, tapi juga perlu skill, daya tahan dan daya juang yang luar biasa, Kami tetap punya komitmen yang kuat utk tetap mempertahankan prestasi dan  reputasi sbg Tim Juara," jelas Mbah Mett, sapaan akrab Slamet Budiono.(dpn)

0 Comments:

Candi Puthok Ghong Kediri Mulai Menjadi Wisata Idaman Pengunjung Hingga Tembus Lintas Daerah

November 24, 2019 DPN 0 Comments




KEDIRI,DAMARAPANULUHNUSANTARA.COM - Makin hari pengunjung yang datang ke Kawasan Wisata Candi Puthok Ghong yang berada diareal lahan persawahan Dusun Bumirejo Desa Krecek Kecamatan Badas Kabupaten Kediri Jawa Timur bertambah jumlahnya dan makin ramai. Minggu (24/11/2019).

Meski belum sempurna dalam penataan baik sarana maupun prasarana dan fasilitas lainnya  untuk mengemas Candi Puthok Ghong sebagai wisata idaman di Kabupaten Kediri ,akan tetapi pengunjung tak henti hentinya setiap hari bertambah jumlahnya baik untuk pengunjung umum maupun pengunjung yang berlatar belakang keyakinan.


Candi Puthok Ghong merupakan candi temuan baru yang ditemukan sejak 6 bulan yang lalu tepatnya di bulan Juni 2019 oleh tim Damar Panuluh Nusantara (Komunitas Penyelamat dan Pelestari Benda Cagar Budaya.

Candi yang dahulunya dikenal sebagai tempat angker nan penuh mitos yaitu berupa gundukan tanah diareal persawahan itu mengeluarkan suara suara aneh pada malam malam tertentu menyerupai suara alat musik ghong dan gamelan serta dipenuhi ular ular yang sangat liar,dan kini berubah menjadi wisata idaman jujugan bagi pengunjung hingga tembus lintas daerah.


Beberapa sarana maupun prasarana yang sudah disiapkan oleh tim Damar Panuluh Nusantara bersama komunitas peduli lingkungan alam, perangkat Dusun Bumirejo ,Warga, Pemuda dan juga pemilik lahan diantaranya berupa akses jembatan bambu ,tempat teduh menyerupai gasebo pun sudah jadi.

Selain itu fasilitas lainnya berupa taman bunga ,sendang patirtan ,pemandian anak anak yang dibuat dari bendungan Sungai Pugeran, penerangan areal kawasan candi serta kolam ikan pun sudah hampir rampung dan bisa dinikmati akan keindahannya kawasan wisata ini.

Dan pada pagi hari ini hingga menjelang malam, tim Damar Panuluh Nusantara bersama warga dan Kasun Dusun Bumirejo ,Kokam Muhammadiyah,Komunitas Spiritual jatim, Komunitas Peduli Cagar Budaya menggelar kegiatan bakti sosial (baksos) kerja bakti bersih bersih yang dilaksanakan di areal kawasan wisata Candi Puthok Ghong.


Kerja bakti ini dilakukan bersama sama dengan misi pelestarian warisan peninggalan nenek moyang di Candi Puthok Ghong agar bisa digunakan sebagai renungan bagi semua pengunjung akan indahnya nilai sebuah karya seni milik nenek moyang pada masa lampau.

Sebagian warga  berbaur dengan komunitas lainnya, ada yang bersih bersih rumput, bersih bersih sungai pugeran ,dan ada juga yang bergotong royong mengangkat material bangunan untuk membuat kamar mandi dan toilet.


Sebagian ada yang menambah menanam bunga agar  kawasan wisata candi puthok ghong terlihat indah pada waktunya.

Selain pekerja bakti, pada hari minggu pagi ini pengunjung juga berdatangan  bertambah ramai dan rata rata pengunjung tidak menyia nyiakan tempat ini untuk diabadikan sebagai kenang kenangan .(har)

0 Comments:

Bukan Janji Kampanye, Dra Sri Rahayu Berikan 2 Set Gamelan Pelok Sendro Kepada Dua Kelompok Jaranan Di Kabupaten Kediri

November 24, 2019 DPN 0 Comments



KEDIRI,DAMARPANULUHNUSANTARA.COM -  Bagi masyarakat Kabupaten Kediri , siapa yang tidak mengenal kesenian Jaranan atau Kuda Lumping.

Kesenian yang satu ini, seolah menjadi tradisi yang kerap digelar maupun disajikan kepada masyarakat dalam berbagai momen.

Menjadi kebiasaan masyarakat Kabupaten Kediri, jika memiliki hajat tidak afdol bila tidak mendatangkan kesenian jaranan atau mengadakan pagelaran kesenian jaranan untuk menghibur masyarakat khusus para tetangga dan masyarakat yang menyukai kesenian jaranan.

Sosok Perempuan Yang sangat peduli terhadap perkembangan  kesenian  jaranan yang sekarang  menjabat sebagai Wakil Ketua komisi IX DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan yaitu Dra. Sri. Rahayu pada hari ini Minggu (24/11/2019) dalam acara pagelaran Kesenian Jaranan Joyo Saputro Pimpinan Bopo Jumani Desa Sukoharjo Kecamatan Pagu,  memberikan bantuan  Dua Set Gamelan Pelok  slendro kepada 2  Kelompok Kesenian Jajaran Turonggo Garudo Sakti Dari Desa Bangsongan Kabupaten Kediri Pimpinan Bopo Santoso dan  d Djati Mulyo Mudo Desa Jabung Kabupaten Kediri Pimpinan Bopo suwoko.

Dalam sambutannya Dra. Sri Rahayu Menyampaikan "Kesenian jaranan ini menjadi ikon daerah Kabupaten Kediri makan perlu kita lestarikan dan kita jaga untuk tetap menjadi kebanggaan warga Kabupaten Kediri,

"Saya turut bangga kepada masyarakat Kediri yang terus mau melestarikan kesenian jaranan yang merupakan potensi karya seni budaya yang paling menonjol diantara kesenian lain yang berkembang di Kabupaten Kediri.

Saya datang ke Kediri ini ingin melihat pagelaran kesenian jaranan dan saya memberikan bantuan  Dua Set Gamelang  Pelok  slendro kepada dua kelompok  Kesenian Jajaran Turonggo Garudo Sakti Dari Desa Bangsongan Kabupaten Kediri Pimpinan Bopo Santoso dan  d Djati Mulyo Mudo Desa Jabung Kabupaten Kediri Pimpinan Bopo suwoko.

Bantuan ini kami berikan agar terus berinovasi dalam melestarikan kesenian jaranan di Kediri terus berkembang, dan tahun 2020 saya akan memberikan bantuan lagi kepada pelestarian kesenian jaranan kembali  .Tegas Dra Sri Rahayu

Semoga semangat pelaku seni ini akan terus menyala dan serta diapreasi oleh masyarakat luas. Apapun isi dari pertunjukan tersebut hanya untuk menghibur tanpa ada maksud apapun, serta ingin melestarikan budaya daerah ditanah perantauan. Jangan sampai kesenian asli Indonesia diklaim oleh negara lain lagi"pungkasnya. (har)

0 Comments:

Peringati 1 Tahun, Gudang Garam Cycling Community (GGCC) Gelar Tasyakuran Di Hutan Joyoboyo

November 15, 2019 DPN 0 Comments



KEDIRI,DAMARPANULUHNUSANTARA.COM -  Peringati 1 Tahun terbentuknya Gudang Garam Cycling Community (GGCC), komunitas sepeda karyawan PT Gudang Garam Tbk menggelar tasyakuran sederhana dan melepas 50 an burung merpati di Taman Hutan Kota Joyoboyo Kota Kediri, Sabtu (16/11/2019).

Tepat 1 Tahun yang lalu, GGCC resmi terbentuk. Dengan didasari keinginan yang sama yaitu hidup sehat, bermanfaat bagi sesama dan berkarya bersama untuk perusahaan.

 50 an anggota GGCC yang juga karyawan PT Gudang Garam Tbk ini secara rutin melakukan kegiatan gowes bareng setiap 2 minggu sekali tiap bulannya.


Kebetulan hari ini, gowes bareng digelar khusus dalam rangka tasyakuran, mengambil titik kumpul sekaligus Start di kantor  Unit 1 Gudang Garam Tbk dan Finish di Taman Hutan Kota Joyoboyo, anggota GGCC gowes sejauh 20 Kilometer keliling Kota Kediri.

Menurut Kabid Humas PT Gudang Garam Tbk Iwhan Tri Cahyono, dengan dibentuknya GGCC akan terjalin komunikasi antar Karyawan dan silaturahmi yang baik, hingga tercipta keakraban dan kekeluargaan. Serta, menambah semangat dalam bekerja.


" Tidak hanya gowes bareng, kali ini kita juga melakukan kegiatan CSR dengan melepaskan lima puluh burung merpati dilokasi finish Hutan Joyoboyo, Kota Kediri, melepas burung di Taman Huta Joyoboyo diharapkan membantu perkembang biakan burung di area taman," kata Iwhan Tri Cahyono, Sabtu (16/11/2019).

Disamping itu, Iwhan juga berharap, kinerja karyawan juga terus meningkat dan dapat memberikan manfaat juga untuk lingkungan dan masyarakat sekitar

" Semoga GGCC dapat berjalan terus dan sebagai wadah olah raga serta menjaga kesehatan. Terpenting lagi, membangun komunikasi, kebersamaan dan silaturahim sesama karyawan PT GG dari berbagai lembaga" pungkas Iwhan.(har/rianto)

0 Comments:

Kereen! Ada Wisata Alam dan Sejarah di Areal Persawahan Puthok Ghong Kediri

November 09, 2019 DPN 0 Comments



Kawasan wisata sejarah Candi Puthok Ghong Bumirejo Ds Krecek Kecamatan Badas Kabupaten Kediri


KEDIRI,DAMARPANULUHNUSANTARA.COM - Kini masyarakat yang tinggal di wilayah Jawa Timur khususnya di Kabupaten Kediri bisa mengunjungi dan melihat sebuah hasil karya nenek moyang kita terdahulu berupa struktur bangunan candi tua dari bata kuno yang berada di areal persawahan milik Dwi Peni Muafatin Dusun Bumirejo Desa Krecek Kecamatan Badas ,Sabtu (9/11/2019).


Candi Tua tersebut berada diareal persawahan yang disebut oleh warga sejak dahulu dengan sebutan "Puthok Ghong " sebuah gundukan tanah dengan ketinggian 2 meter dari permukaan tanah yang memiliki misteri suara aneh berupa Gong ,Musik Jawa Kuno bahkan sering terdengar suara pagelaran wayang kulit ditempat tersebut hingga menembus kiloan meter dari permukiman warga.


Struktur bangunan candi yang berada di Puthuk Ghong tersebut baru terungkap sejak bulan Juni 2019 oleh komunitas penyelamat dan pelestari benda warisan leluhur " Tim Damar Panuluh Nusantara" selanjutnya dilakukan penelitian dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri bersama Balai Pelestarian Cagar Budaya Trowulan Mojokerto yang mana candi tersebut berukuran 11 x 12 meter menghadap ke timur.

Kemudian temuan struktur bangunan candi itu selanjutnya dilestarikan oleh tim Damar Panuluh Nusantara bersama Komunitas lainnya,Pemilik Lahan  ,serta perangkat dusun bumirejo ,dibantu tenaga juga oleh Babinsa dan perwakilan Kokam.


Cukup dengan niat panggilan hati,dan tenaga serta dikerjakan  ,maka diluar kawasan struktur bangunan candi puthok ghong saat ini sangat berbeda dibanding awal penemuan pada waktu itu.

Di Kawasan Candi ini sudah terlihat pemandangan yang sangat menyejukkan hati dan indah dipandang oleh mata.

Tentu saja karena lokasi yang dulunya terkenal angker nan wingit yang jarang sekali warga berani menyentuhnya kini sudah disulap menjadi wisata sejarah dan wisata alam.


Tim damar panuluh nusantara bersama kawan kawan komunitas menanam ribuan bibit bunga yang ditanan dikawasan candi tersebut serta bangunan mirip kubah yang terbuat dari bambu juga telah rampung dikerjakan sehingga pengunjung bisa duduk santai sambil menikmati suasana.

Dua buah  kolam ikan hias  yang ditengahnya terdapat jalur jembatan dari tanah liat menuju candi pun juga sudah siap dilalui .

Jembatan bambu diatas sungai pugeran kawasan candi Puthok Ghong Bumirejo Ds Krecek Kecamatan Badas Kabupaten Kediri

Anak anak mulai tertarik menikmati wahana renang di sungai pugeran kawasan candi Puthok Ghong Bumirejo Ds Krecek Kecamatan Badas Kabupaten Kediri

Tidak hanya itu saja akses jembatan juga rampung dibangun meski berbahan dari bambu namun terkesan alami  diatas ketinggian kurang lebih 4 meter dari sungai pugeran.

Tepat di samping candi Puthok Ghong terdapat sebuah wahana kolam renang yang dibuat dari pembendungan sungai pugeran dan kini menjadi salah satu tujuan pengunjung, khususnya anak anak SD,dan SMP.

Terlihat anak anak sangat suka berenang hingga ber jam jam ,dan hampir tiap hari anak anak mengunjungi tempat ini .


Suasana malam dikawasan wisata Candi Puthok Ghong Bumirejo Ds Krecek Kecamatan Badas Kabupaten Kediri


Alhamdulillah juga, kawasan areal persawahan Puthok Ghong yang dulunya terlihat sangat gelap pada malam hari ,kini sudah nampak dihiasi penerangan lampu yang dibantu oleh warga secara suka rela.

Mulai saat ini Wisata sejarah dan wisata alam Candi Puthok Ghong  yang berada di areal persawahan tidak pernah sepi pengunjung meski disana belum dapat dijumpai penjual makanan maupun warung warung yang berjejer.

Latar belakang pengunjung yang datang pun juga berasal dari warga umum, warga luar kediri bahkan pengunjung dilintas agama,keyakinan dan kepercayaan .(har/DPN)

0 Comments:

Dengan Bambu, Gudang Garam Peduli Lingkungan dan Ekonomi Masyarakat

November 03, 2019 DPN 0 Comments



JAWA BARAT,DAMARPANULUHNUSANTARA.COM - Lingkungan yang tidak seimbang akibat eksploitasi dan pencemaran telah memperparah kondisi alam. Bencana yang dipicu perubahan cuaca dan pemanasan global mulai menjadi isu yang ditakuti.

Meski terlambat untuk menyadari, semua kalangan di belahan dunia mulai tergerak melakukan tindakan untuk mencegah, menjaga, dan mengurangi kerusakan lingkungan. Termasuk perusahaan rokok PT Gudang Garam Tbk.

Melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), PT Gudang Garam Tbk berkontribusi pada pelestarian alam, sekaligus memberi nilai tambah ekonomi masyarakat. Salah satunya dengan penanaman pohon bambu di bagian timur lereng Gunung Wilis, Jawa Timur.


Pada penanaman tahap pertama yang dilakukan 13 Februari 2016, PT Gudang Garam Tbk. bekerjasama dengan Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kediri, KPH Nganjuk, dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Program CSR ini menanam 15.600 bibit bambu di lahan seluas 100 hektar di Desa Tarokan, Kabupaten Kediri.

Tanaman bambu itu tersebar di wilayah KPH Kediri yang meliputi BKPH Kediri (3.640 pohon),  BKPH Pace (3.640 pohon), dan BKPH Pare (3.640 pohon). Sedangkan sisanya ditanam di BKPH Berbek Nganjuk (4.680 pohon).

Sukses dengan penanaman tahap pertama, program ini berlanjut pada tahap kedua 9 Februari 2017.  PT Gudang Garam Tbk kembali menanam 79.498 bibit bambu di lahan seluas 500 hektar di Dusun Klepu, Desa Parang, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri. Penanaman ini dilakukan bersama Perum Perhutani KPH Kediri dan LMDH. Tanaman bambu ini tersebar di kawasan BPKH Kediri (43.766 pohon), BKPH Pace (30.887 pohon), dan BKPH Pare (4.845 pohon).


Kepala Bagian Humas PT Gudang Garam Tbk Iwhan Tricahyono menjelaskan penanaman ini memilih jenis Bambu Petung (Dendrocalamus Asper) karena kelebihan yang dimiliki. Selain ukuran lingkar batang yang besar mencapai 20 cm dengan konstruksi dinding tebal serta kokoh, Bambu Petung juga bisa tumbuh hingga ketinggian di atas 20 meter.

“Bambu juga merupakan tanaman konservasi dengan kemampuannya menjaga ekosistem air. Sistem perakaran bambu yang sangat rapat dan menyebar ke segala arah mampu menahan tanah dari erosi,” jelas Iwhan Tricahyono.

Selain pelestarian lingkungan, program CSR PT Gudang Garam Tbk juga berupaya membangun pertumbuhan ekonomi kreatif kerajinan bambu masyarakat lereng Gunung Wilis. Memanfaatkan tanaman bambu yang ada, masyarakat diberi keterampilan memproduksi kerajinan bambu hingga berdaya jual tinggi.

Perajin Bambu di lereng Wilis

Selain bercocok tanam, sebagian masyarakat di lereng Gunung Wilis bekerja sebagai perajin bambu. Mereka tersebar di Kecamatan Mojo, Tarokan, dan Banyakan, dengan jumlah perajin sebanyak 31 orang. Terdiri atas Desa Sukoanyar, Kecamatan Mojo (5 perajin), Desa Ngadi, Kecamatan Mojo (3 perajin), Desa Blimbing, Kecamatan Tarokan (18 perajin), dan Desa Mayaran, Kecamatan Banyakan (5 perajin). 

Hingga saat ini para perajin tersebut masih menjalankan usaha secara konvensional. Produk mereka masih berupa cagak bangunan, gedek (sesek), tusuk sate, tompo, cikrak, dan kurungan ayam. Itupun diproduksi dalam jumlah terbatas karena keterbatasan biaya serta pemasaran. Kondisi ini berbanding terbalik dengan ketersediaan bahan baku bambu yang cukup melimpah.

Program CSR PT Gudang Garam Tbk berkomitmen mengembangkan industri kerajinan bambu di sana, sekaligus merawat kelestarian alam. Untuk itu dibutuhkan peran semua pihak, termasuk media massa dalam memberikan ruang informasi terhadap upaya ini. Melalui Media Gathering 2019, rekan wartawan diajak berkunjung ke Dusun Bambu dan Saung Angklung Udjo, untuk menyaksikan secara langsung pengelolaan ekowisata berbasis pelestarian lingkungan yang memberi nilai ekonomi masyarakat.

Dusun Bambu

Dusun Bambu adalah ekowanawisata pertama yang berada di Jalan Kolonel Masturi KM 11 Cisarua, Bandung Barat. Dengan ketinggain 1.500 mdpl, Dusun Bambu menyajikan lanskap menarik dengan udara dingin tapi sejuk, khas lingkungan di kaki pegunungan.

Dusun Bambu dibangun dari keprihatinan terhadap sebuah lahan di Bandung Barat yang tak diperhatikan oleh petani setelah panen. Pada tahun 2008, beberapa pengusaha memiliki ide mengembalikan lahan yang memprihatikan tersebut untuk diperbaiki. Salah satunya dengan menjadikan lahan konservasi bambu.


Proses pengembalian lahan seluas 15 hektar agar hijau kembali ternyata tak mudah. Diperlukan sedikitnya 100.000 bibit tanaman bambu untuk menciptakan surga alam yang bisa dinikmati semua orang.

Usaha penghijauan Dusun Bambu memakan waktu lama, dari tahun 2008 hingga tahun 2011. Setelah vegetasi alam Dusun Bambu mulai pulih, dibangunlah beberapa bangunan dengan konsep hijau (green). Arsitektur harus berpikir keras untuk membangun sebuah bangunan yang dapat menyatu dengan alam, namun tetap memiliki nilai estetika tinggi. Hingga pada 16 Januari 2014, Dusun Bambu mampu bermetamorfosa menjadi ekowanawisata pertama di Jawa Barat dengan misi 6-E (Edukasi, Ekonomi, Etnologi, Etika, Estetika dan Entertainment).

Saung Angklung Udjo (SAU)

Saung Angklung Udjo (SAU) adalah destinasi wisata yang dilengkapi tempat pertunjukan, pusat kerajinan tangan dari bambu, dan workshop instrumen musik dari bambu. Selain itu SAU juga menjadi laboratorium kependidikan dan pusat belajar kebudayaan Sunda, khususnya angklung.

Didirikan pada tahun 1966 oleh Udjo Ngalagena dan istrinya Uum Sumiati, tempat ini dibangun untuk melestarikan seni tradisional Sunda. Tak heran jika suasana tempat ini begitu segar dikelilingi pohon-pohon bambu. Aneka kerajinan bambu dan interior bambu hingga alat musik bambu bisa dijumpai di Saung Angklung Udjo. (har/rianto)

0 Comments: