Tim Expedisi Gabungan DPN Bersama TNI Mulai Dilirik Berbagai Pihak

July 25, 2019 DPN 0 Comments



KEDIRI,  DAMARPANULUHNUSANTARA.COM- Tim ekspedisi gabungan antara Koramil Kandangan dengan Komunitas Penyelamat Benda Cagar Budaya Tim Damar Panuluh Nusantara serta beberapa orang yang berkompeten dibidangnya, mulai dilirik beberapa pihak. Lirikan itu tidak lepas upaya yang dilakukan tim gabungan tersebut untuk menggali potensi yang belum tersentuh.

Berbagai komentar yang dihimpun, lebih mengarah pada support, sekaligus spirit untuk tetap terus berkarya dengan menggali berbagai potensi desa, terutama tempat-tempat yang diduga peninggalan sejarah masa lalu.

Respon dari eksistensi tim ekspedisi tersebut (kamis,25/7/2019), salah satunya mengalir dari Kapenrem 082, Mayor Caj Candra Yuniarti. Sebagai orang yang bertanggungjawab disektor publikasi jajaran Korem 082, ia tak segan-segan mengapresiasi hal-hal yang positif, khususnya publikasi yang menarik perhatian.

“Saya baru dengar awal bulan Juli lalu ada tim ekspedisi gabungan di Kediri. Tim ekspedisi ini melakukan penelusuran ketempat-tempat yang diduga peninggalan jaman dulu. Detailnya, saya kurang tahu, tapi yang jelas ekspedisi yang dilakukan unik, dan menarik,” katanya.


Dikatakannya, tim ekspedisi ini menarik, karena mengeksplorasi potensi desa-desa yang ada di Kediri, dan unik, karena potensi yang digali itu berhubungan dengan penemuan benda-benda purbakala.

“Ekspedisi yang dilakukan melibatkan semua pihak yang berkompeten, dari Koramil, Polsek, Perangkat Desa, Komunitas pemerhati cagar budaya, sampai pelaku spiritual juga dilibatkan,” ujarnya.

Penrem 082 selalu mendukung publikasi yang positif, dan ada dampaknya bagi masyarakat, khususnya mengenai budaya peninggalan jaman dulu. Terlebih lagi, tim ekspedisi ini kombinasi antara sejarah, budaya dengan potensi desa yang masih terpendam.

Sementara itu, Plt Kepala Desa Karangtengah, Khiri Gunadi, menanggapi eksistensi tim ekspedisi didesanya, ia sangat mendukung sekali.

“Selama melakukan ekspedisi di desa kami, semua mensupport, kami tidak ada masalah. Malah ekspedisi itu menguntungkan, karena menggali potensi desa kami. Mudah-mudahan, yang sudah dilakukan, nantinya membawa dampak positif, sehingga desa ini dilirik untuk dijadikan objek wisata budaya, atau wisata lainnya,” katanya.

Saat ini, pihak Pemerintah Desa Karangtengah membutuhkan perhatian untuk menjadikan beberapa lokasi menjadi objek wisata, pawon sewu misalnya. Udara dikawasan tersebut cukup sejuk, disitui juga ada tempat-tempat yang cukup ekstrim, ada goa, dan sumber air.

“Andaikata temat ini bisa diwujudkan sebagai objek wisata, diharapkan dampak positif itu mengena kepada warga sekitar, terutama ekonomi. Bagi warga yang bermental wirausahawan, bisa dagang kecil-kecilan, disekitar lokasi,” jelasnya.

Ditempat terpisah, Sekretaris Desa Karangtengah, Yani Afrizal juga mengomentari tim ekspedisi selama melakukan penelusuran dikawasan hutan Pawon Sewu


Menurutnya, temuan batu bata kuno di Desa Karangtengah, bisa jadi barometer, kalau dulunya ditempat itu pernah ada peradaban yang sangat maju pada jamannya. Susunan batu bata kuno yang ada ditengah sawah, diyakini berwujud candi, tapi kepastiannya masih menunggu dari BPCB (Balai Pelestarian Cagar Budaya) selaku pihak yang berwenang.

“Sejarah pastinya, jaman siapa, kapan dibangun, kami tidak tahu, nanti yang bisa menjelaskannya pihak berwenang, yaitu BPCB, kita disini hanya sebatas tugas pokok dalam pemerintahan desa,” jelasnya.

Sedangkan lokasi diduga menyimpan situs kuno di pemakaman umum, hingga saat ini masih tanda tanya, karena susunan batu batanya belum terlihat, dan yang terlihat masih bongkahannya. Kendati demikian, ia yakin arahnya ke struktur bangunan candi, karena disekitar lokasi itu ada temuan menguatkannya, yaitu batu berwujud lingga. (Dpn - Dodik )

0 Comments:

Sekar Aruum Rias Pengantin Profesional Beragam Seni Budaya Kraton Nusantara

July 22, 2019 DPN 0 Comments



Berikut tayangan videonya:









0 Comments:

Mengungkap Jejak - Jejak Misterius Peradaban Kuno Bersama Tim Ekpedisi Jajaran Kodim Di Kediri Bagian Timur

July 18, 2019 DPN 1 Comments





KEDIRI,DAMARPANULUHNUSANTARA.COM - Blusukan misteri kali ini dilakukan  oleh jajaran Kodim 0809 Kediri yaitu dari Koramil Kandangan .

Selain berdinas di TNI AD sebagai prajurit keamanan negara,  Danramil  Kandangan, Kapten Chb Mulyono beserta anggota mulai tertarik dengan hal hal peninggalan -  peninggalan kuno bersejarah, jarang lo ada komandan  yang suka blusukan misteri kecuali Jajaran Kodim di Kediri satu ini.

Blusukannya ini jangan diartikan untuk mencari benda benda  pusaka atau pesugihan ya, akan tetapi Danramil satu ini memang bercita - cita untuk mengangkat situs peradaban kuno dari masa lampau agar diketahui oleh generasi saat ini akan pentingnya eling sama warisan nenek moyang.



Beberapa bulan ini khususnya di Kediri Jawa Timur telah ditemukan beberapa peninggalan bersejarah berupa temuan bangunan candi, arca , lingga yoni ,goa terowongan Pawon Sewu dan beberapa titik sumbet mata air .

Kali ini temuan itu bertepatan di wilayah tugasnya yaitu di Desa Karang Tengah  Kecamatan Kandangan Kabupaten Kediri.




Adanya kabar temuan benda peninggalan bersejarah yang ditemukan di wilayah tugasnya, Kesempatan tersebut digunakan langsung oleh Danramil Kandangan bersama anggota merespos  langsung  turun tangan untuk melakukan jelajah atau ekpedisi ke lokasi temuan tersebut baik temuan bangunan candi, arca ,sumber mata air maupun goa terowongan dengan didampingi tim expedisi dari Komunitas Penyelamat Benda Cagar Budaya Damar Panuluh Nusantara.

Expedisi penelusuran benda cagar budaya tersebut dimulai dari temuan bangunan candi di Puthok Ghong Ds Krecek Kecamatan Badas beberapa bulan lalu, kemudian struktur bangunan candi di Wangkal Kerep Ds Karangtengah Kecamatan Kandangan ,Struktur batu bata kuno di pemakama umum Ds Karangtengah dan terakhir minggu ini di kawasan lembah Pawon Sewu Ds Karangtengah.


Menurutnya ,dengan adanya bukti nyata berupa candi, struktur batu bata kuno,arca maupun goa terowongan menunjukkan adanya peradaban kuno yang terjadi dimasa lampau ,kita tidak boleh membiarkan begitu saja ataupun merusak .sebagai warga negara yang baik  kita diwajibkan untuk merawat dan melestarikannya" ungkap Danramil Kandangan Kapten Chb Mulyono saat di wawancarai tim expedisi Damar Panuluh Nusantara.


Masih menurut Kapten Chb Mulyono " temuan peninggalan peninggalan bernilai sejarah khususnya yang ada di Kediri ini merupakan peninggalan yang tidak dapat dipungkiri ,karena menurut berbagai analisa penelitian ,Kediri merupakan kerajaan maupun peradapan tertua di nusantara yang perlu diketahui generasi sekarang".

Dengan kita ekpedisi , selain hobi, sekaligus dapat membantu dinas terkait dalam penelitian arkeolog , bisa saja ekpedisi kami sebagai bahan rujukan penelitian arkeolog untuk melengkapi sejarah peradaban kuno yang ada di Kediri"terangnya.


Beberapa titik temuan peningalan bersejarah tersebut sudah sepantasnya perlu diperhatikan oleh berbagai pihak ,baik dari instansi pemerintahan maupun masyarakat ,karena lokasi temuan baik candi,arca maupun goa teroeongan dan sumber mata air sangat berdampak pada ekonomi masyarakat jika dijadikan sebagai obyek wisata sejarah maupun wisata relegi .semoga temuan - temuan peninggalan bersejarah ini nantinya bisa didukung oleh dinas terkait dan masyarakat " pungkasya.(DPN)

1 Comments:

Terungkap ,Ada Terowongan Dan Sumber Mata Air Di Balik Wingitnya Kawasan Lembah Pawon Sewu Di Kediri

July 14, 2019 DPN 2 Comments


Lokasi Sumber mata air dan tiga terowongan di kawasan Lembah Pawon Sewu Dumpul Ds Karangtengah Kecamatan Kandangan Kabupaten Kediri Jawa Timur (Hariono/Rianto)


KEDIRI,DAMARPANULUHNUSANTARA.COM  - Setelah terkuak beberapa titik  peninggalan leluhur di kawasan Kediri bagian timur berupa candi ,struktur batu bata kuno dan lingga yoni beberapa minggu yang lalu, kini sebuah sebutan aneh cerita rakyat "Pawon Sewu"  kembali terungkap. Minggu (14/7/2019).

Keberadaan Pawon Sewu sendiri terletak di kawasan areal lembah perbukitan seluas hampir 3 hektar lebih tepatnya di Dusun Dumpul Desa Karang Tengah Kecamatan Kandangan Kabupaten Kediri Jawa Timur.

Sebutan nama Pawon Sewu itu  kali ini mengundang rasa penasaran bagi kalangan komunitas maupun penulis lantaran namanya yang aneh ,unik serta terkesan sangat seram.


Pawon Sewu menurut beberapa cerita warga setempat adalah sebuah kawasan yang sangat wingit ,jarang lo ada yang ke areal tersebut selain beberapa petani" ucap beberapa warga sekitar.

Salah satu sumber mata air yang difungsikan sebagai tempat mandi dan pengobatan terapy

Wujud Pawon Sewu sendiri saat ini berupa gundukan tanah menyerupai perbukitan yang masih terbentang luas oleh rerimbunan pohon besar dan semak semak liar dan nuansa alam masih mendukung jika dijadikan sebagai wisata alam sangat berpotensi sekali.

Tidak banyak warga yang tahu tentang sejarah dan perjalanan cerita tutur dari Pawon Sewu tersebut ,namun salah satu Komunitas Penyelamat dan Pelestari Benda Cagar Budaya di Kediri Tim Damar Panuluh Nusantara berhasil mengorek keterangan sejarah Pawon Sewu dari sesepuh yang tinggal disekitar lokasi.

Salah satu Gundukan tanah yang disebut sebagai pusat Pawon Sewu 


Sebelumnya, Tim Damar Panuluh Nusantara bersama perwakilan Kokam Muhammadiyah Badas melakukan pelacakan terhadap keberadaan kawasan Pawon Sewu diarea Gundukan tanah yang menurut warga gundukan tersebut merupakan pusat dari inti cerita Pawon Sewu.

Meski belum ditemukan bukti fisik berupa peninggalan bersejarah yang mengarah pada penelitian tim ahli ,namun menurut cerita warga,  Kawasan Pawon Sewu dulunya pernah digunakan sebagai tempat bertemunya para bangsawan dan raja raja Kediri.

Karena lokasi kawasan lembah Pawon Sewu ini sangat luas ,maka selanjutnya tim melakukan perjalanan ke sebuah tempat yang terdapat sumber mata air yang mengalir deras ,saat ini sumber tersebut  masih digunakan oleh penduduk.

Dilokasi sumber mata air tesebut terlihat jelas ada  dua buah pohon besar menjulang tinggi keatas yang dikeramatkan oleh penduduk sekitar dan dijadikan sebagai tempat sakral ,warga mengeramatkan pohon tersebut sebagai pusat (Dahyang Cikal Bakal Desa).

Terlihat jelas dimana sumber mata air tersebut berasal dari bawah akar Pohon ,penduduk menyebutnya dengan sebutan pohon abar - abar, yang ditengahnya terdapat lobang besar atau terowongan  yang menyerupai Goa,

Tidak jauh dari Sumber mata air tersebut,juga terdapat beberapa terowongan atau Goa misterius yang terlihat belum pernah dijamah oleh manusia, belum tahu seberapa panjangnya goa terowongan tersebut ,hinngga kini masih misterius ,warga enggan masuk kedalamnya karena takut terjadi sesuatu.

Selain beberapa terowongan goa yang ditemukan ,juga ditemukan beberapa patahan struktur batu bata kuno direal sumber mata air tersebut.

Menurut Mbah Misri (60) sesepuh Dusun Dumpul saat ditemui tim  menerangkan langsung sedikit tentang sejarah dari Pawon Sewu tersebut.

Ia  menjelaskan " Keberadaan Pawon Sewu merupakan sebuah Kranton Jenggolo Manik Kediri atau tempat pertemuan para  bangsawan raja raja Kediri pada jaman dahulu.

Salah satu terowongan atau goa di kawasan lembah Pawon Sewu


Dinamakan Pawon Sewu karena setiap raja yang datang  disiapkan satu ruang dapur untuk persiapan memasak selama berada di lokasi pertemuan.
Jadi Pawon Sewu adalah tempat pertemuan para Bangsawan, Ratu dan para Raja Kediri" tutur Mbah Misri.

Lebih lanjut Mbah Misri menjelaskan "di Kawasan Pawon Sewu ini juga terdapat bekas Sendang yang sangat luas dengan kedalaman orang dewasa ,sendang itu dulunya digunakan sebagai tempat patirtan tempat suci mandinya para Bangsawan ,Ratu dan para Raja Raja Kediri. Namun saat ini kondisi Sendang tersebut sudah tidak seperti dulu lagi karena tertutup oleh rerimbunan rumput dan semak semak liar,jika dibersihkan saya yakin masih aktif sumbernya mata airnya.


Dilokasi areal sendang itu dulu juga terdapat 7 buah arca namun kini keberadaan arca tersebut ntah kemana"ucap nya.

Berbicara tentang Pawon Sewu, mbah Misri juga menjelaskan tentang keberadaan lokasi di selatan permukiman penduduk Dusun Dumpul ini ada kaitannya dengan sejarah Kerajaan Kediri ,dan lokasi itu juga  tembus ke sumber mata air yang ada di Goa Semurup Sarirejo"

Saya berpesan "untuk memasuki areal kawasan Pawon Sewu harus hati hati jangan sampai larut malam " Pungkasnya.




Setelah seharian jelajah di kawasan Pawon Sewu dan melihat kondisi seperti itu ,Tim Damar Panuluh Nusantara bersama perwakilan Kokam Muhammadiyah  Badas Aminan Santosa memiliki inisiatif dan gagasan menarik mengenai keberadaan Kawasan Pawon Sewu yang dibilang cukup luas nan asri itu dijadikan sebagai tempat wisata alam. Karena beberapa sumber mata air,Terowongan ,Sendang serta didukung pepohonan besar sangat mendukung jika dijadikan obyek wisata.

Tim akan berkordinasi dengan pemilik lahan tersebut  juga kepada para pemangku wilayah agar lokasi kawasan lembah Pawon Sewu bisa dimanfaatkan sebagai tempat wisata alam sekaligus merawat tempat sakral tersebut untuk dilestarikan agar tidak hilang konteks sejarahnya , sambil melanjutkan ekpedisi berikutnya.

Sehingga dengan adanya wisata alam ini secara otomatis akan berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat sekitar. (DPN)

2 Comments:

Ada Misteri Apa ? Peninggalan Leluhur Berusia Ribuan Tahun Di Kediri Mulai Bermunculan Keatas Permukaan

July 12, 2019 DPN 0 Comments


Temuan patahan Yoni dan Struktur Batu Bata Kuno di area pemakaman umum Manyar Kandeg Desa Karang Tengah Kecamatan Kandangan Kabupaten Kediri Jawa Timur (hariono/rianto)



KEDIRI,DAMARPANULUHNUSANTARA.COM - Banyak warganet Indonesia khususnya Jawa Timur  tahun 2019 ini dibuat heran dan mulai bertanya tanya tentang misteri dibalik munculnya benda benda kuno peninggalan leluhur berusia ratusan hingga ribuan tahun mulai dari peninggalan Kediri, Singosari hingga Majapahit mulai menampakkan diri keatas permukaan.

Seperti yang sudah dirangkum oleh Komunitas Penyelamat dan Pelestari Benda Cagar Budaya Tim Damar Panuluh Nusantara pada temuan terakhirnya di area pemakaman Umum Dusun Manyar Kandeg Desa Karang Tengah Kecamatan Kandangan Kabupaten  Kediri Jawa Timur , Jum'at (12 Juli 2019).

Tim Damar Panuluh Nusantara kembali melihat sebuah batu bata kuno berserakan diatas permukaan tanah makam umum tersebut.
Menurut Juru Kunci makam saat dijumpai tim mengungkapkan "batu bata kuno tersebut berasal dari kedalaman tanah 1,5 meter saat menggali kubur dan sering didapati ketika ada pemakaman warga. Ia menjumpai batu bata dikedalaman tersebut berlapis atau bersap sap"ucapnya kepada tim.

Penasaran tim kemudian melakukan pelacakan ,dan berhasil menemukan sebuah patahan Yoni berukuran sedang dialiran sungai pematang sawah pintu masuk pemakaman .

Patahan Yoni ditemukan dialiran sungai pematang persawahan pintu masuk pemakaman

Secara beruntun Tim Damar Panuluh Nusantara kembali mengungkap jejak jejak peninggalan leluhur diwilayah bagian timur Kediri yang berbatasan dengan Kabupaten Malang dan Jombang , mulai dari penemuan Arca Ghanesa Di Wilayah Kecamatan Kepung, Candi Puthok Ghong Di Wilayah Kecamatan Badas , Temuan Candi dilahan galian pasir Sungai Konto Kecamatan Kandangan dan terakhir di sebuah pemakaman umum Manyar Kandeg Desa Karang Tengah Kecamatan Kandangan.

Banyak masyarakat Jawa khususnya di Kediri yang bertanya tanya terkait temuan benda cagar budaya yang hampir secara bersamaan bermunculan ke atas permukaan masyarakat ,Ada misteri apa dibalik ini semua ?dan kenapa itu bisa terjadi ?.

Ya tentu saja ,di Jawa Timur tepat nya di Bulan Juni 2019 ini ada temuan berupa Arca Ghanesa di wilayah Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri yang identik dengan simbol Pemerintahan Kediri ,menurut cerita Kediri adalah salah satu kerajaan tua  dibumi Nusantara , dan Kediri sudah ada sejak abad 6 Masehi sebagai Ibu Kota Kerajaan Kalingga .

Dengan munculnya Arca Ghanesa ini, bisa saja berpengaruh pada beberapa titik peninggalan purbakala di wilayah Jawa akan bermunculan keatas permukaan , seperti yang sudah terjadi tahun ini di Jawa Timur , mulai dari Kediri ,Mojokerto, Jombang, Malang dan Kediri Lagi.


Berbicara tentang temuan di Kediri Jawa Timur, tim Damar Panuluh Nusantara Rianto, Hariono dan Erwin menyampaikan kepada masyarakat Kediri dan sekitarnya " Bahwa temuan temuan peninggalan purbakala baik itu arca maupun candi yang di temukan di wilayah Kediri itu merupakan bukti bahwa adanya peradaban kuno sebelum kita semua,  dan sebelum islam masuk ke bumi Nusantara.

Melihat dari bentuk jejak peninggalannya baik berupa prasasti ,arca maupun bangunannya, leluhur kita ini memiliki kemampuan dan keahlian serta budaya yang sudah cukup sebelum jaman kemajuan milenial saat ini.

Ini membuktikan bahwa leluhur kita semua,  sejak lama  sudah kaya akan budaya kerukunan dan penuh ke Bhinnekaan.

Dengan munculnya maupun temuan temuan peninggalan bersejarah di Kediri Jawa Timur ini semoga mampu berpengaruh positif menyatukan semua golongan, suku, kaum, kepercayaan maupun lintas agama agar bisa rukun dan saling menghormati satu sama lainnya yang sesuai dalam lambang Negara Indonesia Burung Garuda Pancasila Bhinneka Tunggal Ika berbeda beda tetapi satu jua. Itulah Nusantara sebenarnya.
Dan misteri inilah yang akan terjadi .(DPN)

0 Comments:

Akses Jembatan Menuju Candi Puthok Ghong Mulai Digarap

July 08, 2019 DPN 1 Comments




KEDIRI,DAMARPANULUHNUSANTARA.COM - Dalam rangka pelestarian Cagar Budaya  peninggalan bersejarah di Candi Puthok Ghong yang terletak di area persawahan Dusun Bumirejo Desa Krecek Kecamatan Badas Kabupaten Kediri Jawa Timur , puluhan komunitas di Kediri menggelar Baksos Pembuatan Akses Jembatan untuk menuju ke area Candi.

Pembuatan akses jembatan tersebut diupayakan guna menjadikan Candi Puthok Ghong sebagai bagian dari destinasi wisata di Kabupaten Kediri.

Komunitas Penyelamat dan Pelestari Benda Cagar Budaya Damar Panuluh Nusantara bersama Pemilik Lahan Candi Dwi Peni Muafatin dibantu beberapa Komunitas Kediri serta TNI ,Kasun Bumirejo dan juga Kokam langsung bergegas membuat akses jembatan itu dibuat dari bambu yang arahnya akan dilewatkan melalui persawahan  Dusun Bumirejo.

Akses jembatan bambu ini akan segera rampung dikerjakan supaya bisa segera dilalui oleh para pengunjung yang penasaran ingin melihat Candi Puthok Ghong diarea persawahan tersebut.

Dengan adanya akses jembatan bambu ini nanti , akan mempermudah para pengunjung yang ingin melihat maupun berwisata religi masuk diarea Candi Puthok Ghong tersebut.


Kurang lebih ukuran panjang jembatan  bambu ini mencapai 10 meter lebih dengan lebar 1 meter dan dengan ketinggian hampir 5 meter dari permukaan sungai.

Pembuatan akses jembatan bambu itu dibantu oleh Babinsa Desa Krecek ,Ketua Kosti Kabupaten Kediri dan Kawan Kawan dan  Perwakilan Kokam Kecamatan Badas.

Jembatan bambu ini akan dibuat cukup sederhana dan alami dengan diapit oleh dua pohon Mahoni dan pohon Durian, jadi selain untuk akses jalan  juga bisa dimanfaatkan untuk ajang selfi bagi pengunjung.



Dilokasi Baksos pembuatan akses jembatan bambu ,berbagai inisiatif muncul di pikiran masing masing komunitas ,Babinsa Desa Krecek dari Koramil 0809/11 Pare Kodim Kediri Sertu Gatot Santoso misalnya ,Ia memberikan gagasan yang bagus akan desain jembatan tersebut  bisa terlihat unik nan indah.

Selain itu ,anggota ini juga terlihat sangat semangat dan antusias saat membatu penebangan bambu,  Sejak pertama kali ditemukannya Candi Puthok Ghong ia terlihat sangat antusias dan rela membantu tenaga sewaktu waktu jika dibutuhkan ,ini dilakukan untuk mengabdi kepada masyarakat.

Tidak kalah ketinggalan, Ketua Kosti Kabupaten Kediri Muji Harjito dan kawan kawan jauh jauh dari Kecamatan Pagu  juga sangat antusias jika akses jembatan menuju Candi Puthok Ghong bisa segera dibuat.

Ia berharap kerja bakti pembuatan jembatan bambu menuju Candi Puthok Ghong pada hari ini bisa segera rampung dan dapat digunakan para pengunjung masuk ke area candi .


Sementara perwakilan Kokam Muhammadiah Desa Krecek Bapak Amin dan Kasun Bumirejo juga sangat respont terhadap pembuatan akses jalan menuju Candi Puthok Ghong . karena  selain akses untuk wisatawan juga bisa membantu para petani untuk mengangkut hasil panenannya lebih dekat ke jalan. (har/rianto)

1 Comments:

Selamat Jalan "Sang Aktifis Dan Pejuang Sosial Kemanusiaan "Asal Kota Pare

July 06, 2019 DPN 0 Comments





KEDIRI, DAMARPANULUHNUSANTARA.COM - Innalilahi Wainnalilahi Roji'un, telah berpulang ke Rahmatullah seorang aktifis sekaligus pejuang sosial kemanusiaan asal Kota Pare Kabupaten Kediri Jawa Timur, Tri Budi Wahyudiono. Sosok dan kiprahnya dalam bidang sosial kemanusiaan ini tidak asing bagi Warga Kediri terutama wilayah Pare. Hanya ucapan selamat jalan dan mendoakan agar semua amal kebaikan almarhum diterima oleh Alloh SWT dan semua kekhilafannya diampuni oleh Alloh SWT. Serta keluarga yang ditinggalkan bisa mengikhlaskan.


Aktifis yang tinggal di Jalan Flamboyan Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Jawa Timur ini meninggalkan seorang Istri dan 2 orang anak. Almarhum Tri Budi Wahyudiono, adalah juga seorang Mantan Wartawan dari Media Surya dan Media Duta Masyarakat.  Terakhir sebelum fokus dengan Komunitas " Suar " , almarhum juga masih gabung di Media Adakita.com sebagai Redaktur.

Mujiharjito, mantan Kepala Biro Media Duta Masyarakat untuk wilayah Kediri Raya dan juga Senior Wartawan Kediri Raya saat bertemu di rumah duka sempat ngobrol sebentar sambil menunggu jenazah almarhum yang di bawa Mobil Ambulance perjalanan dari Rumah Sakit Saiful Anwar Malang menuju Pare Kediri. " Ada kenangan yang tidak bisa kami lupakan saat Kang Yudi alias Kang Brengos begitu kawan - kawan memanggilnya, yaitu ketika menulis berita di Koran Duta Masyarakat tentang sebuah kasus yang keliru tersangkanya ditulis dari TNI. Padahal saat itu justru TNI dalam perkara waktu itu sebagai saksi yang mengetahui kejadian tersebut. Hingga sempat berita yang ditulisnya menjadi geger di Protes oleh banyak kalangan terutama Institusi TNI. Kemudian tulisan tersebut dilakukan klarifikasi," ucap Mujiharjito sambil tertawa.

Foto Almarhum Tri Budi Wahyudiono tengah mengenakan topi warna hitam sedang membawa tas semasa hidupnya

Sementara itu sedikit cerita dari Sanusi selaku Ketua Komunitas Suar dimana terakhir kali Kang Yudi bergabung dengannya. Diceritakan oleh Sanusi, bahwa Almarhum bergabung di Suar sejak sekitar tahun 2012 Islam hingga beliau wafat kemarin pada Jumat 5 Juli 2019. Almarhum masuk Suar dalam program penelitihan pengaruh anak - anak  di sekitar Eks Lokalisasi dan almarhum salah satu penelitinya. Kemudian dilanjut dengan program HIV untuk kelompok pekerja seks dan kelompok LSL serta Waria.  Disamping pendampingan pada anak - anak dalam kasus traficking dan pendampingan kasus eksploitasi kekwsara pada anak.


Lebih lanjut Sanusi mengatakan, disamping melakukan advokasi pada kelompok marginal , kemudian pada tahun 2014 saat Gunung Kelud melatus ada emergensy respon lalu dilanjut dengan menjadi tim advokasi untuk Perda SOTK - BPBD dan perda penanggngam berbasis Gender di  Kabupaten Kediri. Sementara Itu Misi Kemanusiaan yang lain adalah respon kebencanaan yang dilakukan adalah masalah banjir Sampng, banjir Tuban - Bojonegoro dan juga Madiun - Ngawi.


Sedangkan saat ada bencana di Palu, almarhum adalah salah satu dari 6 orang dari Standby Agrement di Indonesia dengan Oxfam dikirim selama 2 Minggu. Lanjut misinya selama 2 bulan (Desember -Januari) di Palu. Pendekatan pengorganisasian dan advokasi adalah menjadi komitmenya.


Kerja  jaringan yang dilakukan juga adalah menjadi Ketua Tim advokasi Perda, kemudian Anggota Kabupaten Sehat dan jaringan anak se-Jawa timur disampingenjadi jaringan Migrant Care dan jaringan penanggulangan HIV AiDs di Jatim. " Tegas berprinsip, walau melawan arus jika diyakini itu benar tetap diperjuangkan. Selain itu juga menjadi teman diskusi yang sangat baik  saat si SuaR. Saya dan rekan-rekan sangat kehilangan. Jika bicara manusia dan kemanusiaan, Almarhum adalah guru kami semua. Selalu rendah hati, berprinsip tidak mau memanfaatkan siapapun," ungkap Sanusi.


Masih menurut Sanusi, rasa terimakasihnya pada semua orang atau lembaga dan jaringan yang pernah berinteraksi almarhum. Mohan maaf jika ada salah yang pernah dilakukan almarhum baik yang sengaja maupun yang tidak disengaja. "  Aku merasa kehilangan teman diskusi yang cerdas dan cara berfikannya tidak diragukan. Kehilangan pekerja keras yang humanis," pungkas Sanusi.


Disisi lain berhubungan dengan rekan seperjuangan yaitu dari Komunitas Damar Panuluh Nusantara. Saat itu almarhum mengatakan bahwa Misi Sosial Kemanusiaan yang dilakukan adalah tujuannya sama. " Aku tak berjuang di Kesehatan karo pendampingan anak-anak sing korban bencana Ben tetap semangat sekalian pencegahan HIV- Aids, trus sampean berjuang di Sejarah Budaya Kang. Ora usah Wedi sing penting Podo - Podo manfaat kanggo masyarakat. Abaikan omonganne Wong sing gak seneng. ( Saya tak berjuang di Kesehatan  dan pendampingan anak-anak Korban bencana untuk terus memberikan semangat biar tidak trauma. Dan kamu ( berjuang di Sejarah dan Budaya. Biarkan komentar yang tidak suka, yang penting kegiatan kita sama-sama manfaat untuk masyarakat)," itu kata terakhir almarhum atau Kang Brengos pada Rianto selaku penanggung jawab Tim Damar Panuluh Nusantara sebelum almarhum berangkat ke Palu dan mampir rumah untuk pinjam Ces HP.


Banyak cerita lainnya yang diungkapkan oleh kawan-kawan seperjuangan. Namun tidak semua disampaikan dalam tulisan ini. Semoga sepulangnya almarhum, rekan-rekan lainnya tetap semangat untuk menjalankan Misi Sosial Kemanusiaan sesuai dengan keahliannya masing-masing. Indahnya hidup ini bila kegiatan yang kita lakukan walaupun sederhana namun bisa manfaat bagi lingkungan dan juga masyarakat luas. (nto)


Reporter: Rianto

0 Comments:

Mengusung Tema" Wonderland Of Java Kebesaran Kerajaan Kediri" PT GG Meriahkan Pekan Budaya Dan Pariwisata Kabupaten Kediri

July 05, 2019 DPN 0 Comments



KEDIRI,DAMARPANULUHNUSANTARA.COM - "Wonderland of Java" menjadi tema yang kembali diusung kontingen PT. Gudang Garam, Tbk. untuk memeriahkan Pekan Budaya dan Pariwisata ke 15 Pemerintah Kabupaten Kediri, pada Minggu, 7 Juli 2019.

Secara filosofis tema ini mengandung makna kebesaran nama kerajaan Kediri nan megah dengan taman sari Kerajaan yang indah, anggun dan asri.

Sebagaimana PT. Gudang Garam, Tbk., yang merupakan perusahaan besar namun tetap memperhatikan dan menjaga lingkungan sekitar serta menjaga norma budaya Indonesia khususnya Jawa. Tema tersebut kembali diangkat setelah sebelumnya sukses dalam event Surabaya Vaganza HUT kota Surabaya bulan Maret 2019 lalu, dengan menyandang Predikat Terbaik I, Kostum Terbaik, Konsep Terbaik, Properti Terbaik dan Terbanyak dimuat media sosial.

Kepala Bidang Humas PT. Gudang Garam Tbk., Iwhan Tri Cahyono menjelaskan ada sekitar 50 orang menjadi bagian dalam tim, dan sebagian besar talent merupakan karyawan PT Gudang Garam Tbk. Ia mengatakan untuk mempersembahkan karya terbaik dibutuhkan persiapan yang matang, mulai kendaraan, properti hingga talent itu sendiri.

“Dalam satu tim ini, tak hanya dari Humas, namun gabungan dan kerja sama dari berbagai lembaga di  internal PT. Gudang Garam Tbk. seperti Transportasi, SKT, Kamtib dan Pergudangan.
Kami akan memberikan penampilan yang maksimal, semoga kami tetap menjadi yang terbaik” jelasnya.



Kostum yang digunakan bernuansa merah dan emas merepresentasikan mewahnya kerajaan. Tarian ratu, raja, pangeran, prajurit, hingga bidadari kompak selaras dengan iringan gending Jawa. Sementara kendaraan hias penuh bunga lengkap dengan empat replika kuda terbang menarik kereta kencana yang dinaiki sang Ratu.

PT Gudang Garam Tbk juga akan membagikan ratusan merchandise kepada para penonton mulai dari start di Kantor Pemerintah Kabupaten kediri hingga finish di Simpang Lima Gumul untuk menyemangati penonton menyaksikan parade Pekan Budaya dan Pariwisata ke-15 Pemkab Kediri, khususnya penampilan dari PT. Gudang Garam Tbk.(har/rianto)

0 Comments:

Penggali Tanah Urug Temukan Struktur Bangunan Kuno Dekat Aliran Sungai Konto Kediri

July 01, 2019 DPN 0 Comments




Lokasi galian tanah urug ditemukan struktur batu bata kuno /Dekat Aliran Lahar Gunung Kelud (Sungai Konto) Wangkal Kerep Ds Karangtengah Kecamatan Kandangan Kabupaten Kediri


KEDIRI,DAMARPANULUHNUSANTARA.COM - Kembali sebuah struktur batu bata kuno diduga menyerupai bangunan Candi kembali ditemukan di wilayah pinggiran aliran Sungai Konto Kabupaten Kediri tepatnya diarea lahan galian urug milik KH. Khomsin  warga Wangkal Kerep Desa Karang Tengah Kecamatan Kandangan Kabupaten Kediri Jawa Timur .Senin (1/7/2019).

Dugaan struktur batu bata kuno tersebut ditemukan oleh warga di kedalaman kurang lebih 4 meter saat sedang menggali tanah urug dengan kondisi struktur batu bata masih tersusun rapi dan sebagian sudah dinaikan keatas permukaan.

Belum diketahui pasti pada abad ke berapa , namun dilihat dari segi ukuran batu bata tersebut diduga peninggalan sebelum Abad Majapahit.

Sebagian Batu bata kuno yang diangkat oleh penggali tanah urug kepermukaan tanah

Awal mula temuan dugaan struktur batu bata kuno tersebut berawal  Komunitas Penyelamat dan Pelestari Benda Cagar Budaya tim "Damar Panuluh" sedang melintas diarea pinggiran aliran Sungai Konto untuk melacak keberadaan peninggalan bersejarah,  dan tak sengaja  melihat sebuah tumpukan batu bata kuno berserakan diatas permukaan tanah.

Disamping tumpukan batu bata kuno tersebut tidak jauh di sampingnya ada aktivitas warga sedang menggali tanah urug.

Penasaran dengan keberadaan batu bata kuno tersebut tiga anggota tim Damar Panuluh langsung menghampiri lokasi tersebut dan melakukan pengecekan sekaligus pelacakan diarea sekitar temuan.

Setelah dilakukan pelacakan , rupanya tidak jauh dari tumpukan batu bata kuno tersebut tepat dikedalaman kurang lebih 4 meter , tim  menemukan  satu titik bekas galian dan terdapat struktur bata kuno yang sebagian masih tertata rapi, dan sebagian lainnya sudah diangkat keatas permukaan oleh penggali.

Untuk memastikan dugaan struktur batu bata kuno tersebut, tim mencoba menggali dititik lain yang berjarak tidak jauh dari lokasi temuan dan rupanya juga terdapat struktur batu bata yang belum kesenggol oleh cangkul.

Tim Damar Panuluh melakukan pengecekan temuan struktur batu bata kuno


Dilokasi galian urug tersebut tim berjumpa dengan dua orang warga yang sedang menggali tanah urug  ,lalu tim mencoba mengorek keterangan selama warga melakukan penggalian dilahan tersebut.

Sebut saja Bapak Sutris (39) bersama Didik temanya saat dijumpai tim mengungkapkan "  awal temuan struktur tersebut sejak seminggu yang lalu ,ia mulai bekerja  menggali  tanah urug dilahan milik KH Khomsin ,Di Kedalaaman galian empat meter ia terkejut ada beberapa batu bata berukuran tak lazim ditemukan di lahan itu sebagian berserakan terpisah.

Karna penasaran, Sutris terus melakukan pencangkulan hingga ketemulah struktur batu bata , sedangkan batu bata  yang terlanjur tercangkul patah dinaikkan keatas permukaan.

Selanjutnya Sutris berpindah galian ketitik lain yang tidak jauh dari lokasi struktur,  namun dilokasi titik lain juga ditemukan struktur batu bata , takut merusak terhadap bentuk  struktur batu bata kuno tersebut akhirnya Sutris dan Didik tidak meneruskan galian dan dibiarkan begitu saja lalu berpindah kelokasi galian lain yang tidak terdapat batu bata kuno "ungkap Sutris kepada tim Damar Panuluh Nusantara.


Dengan temuan struktur batu bata kuno diduga bangunan candi ini, tim Damar Panuluh langsung menghubungi Kepala Desa Karang Tengah bapak Sukarmanto dan menghubungi Pihak Kepolisian dan Koramil.

Tidak berselang lama kemudian anggota Kepolisian Polsek Kandangan dan Kepala Desa Karangtengah tiba dilokasi temuan untuk mengecek .

Selain itu tim juga menghubungi Dinas Purbakala BPCB Jawa Timur dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri agar dilakukan peninjauan dan penilitian lebih lanjut.( har)

0 Comments: