Laka Laut Di Raja Ampat, Taruna Akmil Asal Papua Turun Beri Pertolongan

December 29, 2019 Blogger Bali 0 Comments




Raja Ampat. Papua, www.tribunus.co.id  - Tiga orang Putra Asli Papua yang tengah menjalani pendidikan sebagai Taruna Akademi Militer (Akmil) tingkat IV, yakni Sersan Mayor Satu Taruna (Sermatutar) Daniel Mambrasar (Raja Ampat), Sermatutar Bima Mahuse (Merauke), dan Sermatutar Osvaldo Micibaroe (Teminabuan), tanpa disangka-sangka dalam sekejap menjelma menjadi pahlawan bagi 13 penumpang dan 2 orang kru perahu motor cepat ( speedboat) wisata Puteri Sion yang mengalami kecelakaan laut di perairan Raja Ampat, Papua Barat.

Hal tersebut disampaikan Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVIII/Kasuari, Kolonel Inf Andi Gus Wulandari, S.I.P., dalam rilis tertulisnya, Minggu (28/12/2019) di Manokwari, Papua Barat.
Lebih lanjut dikatakan, ketiga Taruna Akmil tersebut sedang melaksanakan cuti Hari Natal sejak 24 Desember dari tempat mereka belajar dan berlatih untuk menjadi Perwira TNI AD di Lembaga Pendidikan (Lemdik) Akmil, Magelang, Jawa Tengah ke Papua Barat.

Ketiga Taruna ini cuti Natal ke Raja Ampat, tepatnya ke kampung Sermatutar Daniel Mambrasar di Friwen, Raja Ampat, karena dua orang lainnya yg putra Merauke dan Teminabuan ingin melihat Raja Ampat. Setelah singgah di Sorong mereka lalu menuju ke Raja Ampat.

"Saat hendak kembali dari Friwen ke Sorong menggunakan perahu motor cepat, Sabtu (28/12/2019) untuk mempersiapkan diri kembali ke Akmil, Magelang pada Selasa (31/12/2019) mendatang, disitulah kejadian heroik ketiga orang Taruna Akmil tersebut berlangsung," kata Kapendam Kolonel Andi Gus.

Pada Sabtu 28 desember 2019 sekitar pukul 12.10 WIT, ketiga orang Taruna Akmil Putra Asli Papua yang tengah dalam perjalanan laut menggunakan perahu motor cepat milik keluarga Daniel Mambrasar, dari jauh melihat ada perahu motor cepat lain yang dengan kecepatan tinggi melaju kencang mengarah ke kapal layar yg dipakai turis untuk kegiatan menyelam ( diving).

Terlihat perahu tersebut berusaha menghindari tabrakan dengan kapal layar, namun nahkodanya tidak melihat ada sekoci gandengan yang berada/ditarik kapal layar itu, sehingga akhirnya tabrakan tetap tidak terelakkan. Perahu motor cepat Putri Sion yang berisi 15 orang itu menabrak sekoci yang digandeng di perahu layar turis, yang mengakibatkan robek besar di lambung kiri perahu motor cepat ( speedboat).

"Dari kejauhan, melihat kecelakaan yang terjadi di perairan sekitar Kabui Echo Resort, Waisai itu, Sermatutar Daniel Mambrasar lalu minta ke bapaknya yang menahkodai speedboat yang mereka naiki untuk merapat, karena dari kejauhan terdengar teriakan minta tolong dari para penumpang perahu yang bertabrakan dan akan tenggelam," terangnya.

"Dengan spontan, Daniel Mambrasar dan rekan tarunanya Bima Mahuse lalu melompat ke laut dan berenang menuju Perahu Putri Sion yang mengalami kerusakan parah dan nyaris tenggelam itu untuk membantu mengevakuasi korban. Sedangkan rekannya Sermatutar Osvaldo Micibaroe menunggu di atas perahu yang mereka naiki untuk membantu menarik korban naik ke perahu motor cepat mereka," ujarnya, mengutip cerita dari Sermatutar Daniel Mambrasar, Taruna Akmil TNI AD.

Kelimabelas orang (penumpang dan kru kapal) speedboat Putri Sion yang seluruhnya selamat beserta barang-barang mereka, selanjutnya dievakuasi ke Kabui Echo Resort menggunakan perahu Daniel Mambrasar. Sedangkan perahu Putri Sion lalu ditarik dari laut ke bibir pantai untuk memudahkan evakuasi lanjutan oleh Tim SAR yg tiba di lokasi kecelakaan kapal laut itu.

Penyelamatan ini, menurut Kapendam XVIII/Kasuari, merupakan bentuk spontanitas dan wujud kepedulian mereka selaku calon Prajurit TNI, saat melihat kesulitan yang dialami saudara-saudaranya, warga masyarakat Papua Barat, rakyat Indonesia.


Taruna Akmil asal Papua


"Tentu apa yang mereka lakukan ini murni merupakan respon spontan saat melihat kesulitan yang dialami warga masyarakat. Sebutan apa yang pantas untuk mengapresiasi sikap dan tindakan yang telah mereka lakukan, tentu masyarakat sendiri yang bisa menilainya," tutupnya.   (Pendam Kasuari)

0 Comments:

Sejarah Suku Banjar., Banjar Pahuluan

December 27, 2019 Blogger Bali 1 Comments

Sejarah Suku Banjar., Banjar Pahuluan

Sangat mungkin sekali pemeluk Islam sudah ada sebelumnya di sekitar keraton yang dibangun di Banjarmasin, tetapi pengislaman secara massal diduga terjadi setelah raja Pangeran Samudera yang kemudian dilantik menjadi Sultan Suriansyah, memeluk Islam diikuti warga kerabatnya, yaitu bubuhan raja-raja.

Perilaku raja ini diikuti elit ibukota, masing-masing tentu menjumpai penduduk yang lebih asli, yaitu suku Dayak Bukit, yang dahulu diperkirakan mendiami lembah-lembah sungai yang sama. Dengan memperhatikan bahasa yang dikembangkannya, suku Dayak Bukit adalah satu asal usul dengan cikal bakal suku Banjar, yaitu sama-sama berasal dari Sumatera atau sekitarnya, tetapi mereka lebih dahulu menetap.


Kedua kelompok masyarakat Melayu ini memang hidup bertetangga, tetapi setidak-tidaknya pada masa permulaan, pada asasnya tidak berbaur. Jadi, meskipun kelompok Suku Banjar (Pahuluan) membangun pemukiman di suatu tempat, yang mungkin tidak terlalu jauh letaknya dari balai suku Dayak Bukit, namun masing-masing merupakan kelompok yang berdiri sendiri.

Untuk kepentingan keamanan, atau karena memang ada ikatan kekerabatan, cikal bakal suku Banjar membentuk komplek pemukiman tersendiri. Komplek pemukiman cikal bakal suku Banjar (Pahuluan) yang pertama ini merupakan komplek pemukiman bubuhan, yang pada mulanya terdiri dari seorang tokoh yang berwibawa sebagai kepalanya, dan warga kerabatnya, dan mungkin ditambah dengan keluarga-keluarga lain yang bergabung dengannya. Model yang sama atau hampir sama juga terdapat pada masyarakat balai di kalangan masyarakat Dayak Bukit, yang pada asasnya masih berlaku sampai sekarang.

Daerah lembah sungai-sungai yang berhulu di Pegunungan Meratus ini nampaknya wilayah pemukiman pertama masyarakat Banjar, dan di daerah inilah konsentrasi penduduk yang banyak sejak zaman kuno, dan daerah inilah yang dinamakan Pahuluan. Apa yang dikemukakan di atas menggambarkan terbentuknya masyarakat (Banjar) Pahuluan, yang tentu saja dengan kemungkinan adanya unsur Dayak Bukit ikut membentuknya.

Banjar Batang Banyu
Masyarakat (Banjar) Batang Banyu terbentuk diduga erat sekali berkaitan dengan terbentuknya pusat kekuasaan yang meliputi seluruh wilayah Banjar, yang barangkali terbentuk mula pertama di hulu sungai Negara atau cabangnya yaitu sungai Tabalong.

Sebagai warga yang berdiam di ibukota tentu merupakan kebanggaan tersendiri, sehingga menjadi kelompok penduduk yang terpisah. Daerah tepi sungai Tabalong adalah merupakan tempat tinggal tradisional dari suku Dayak Maanyan (dan Lawangan), sehingga diduga banyak yang ikut serta membentuk subsuku Batang Banyu, di samping tentu saja orang-orang asal Pahuluan yang pindah ke sana dan para pendatang yang datang dari luar. Bila di Pahuluan umumnya orang hidup dari bertani (subsistens), maka banyak di antara penduduk Batang Banyu yang bermata pencarian sebagai pedagang dan pengrajin.

Banjar Kuala
Ketika pusat kerajaan dipindahkan ke Banjarmasin (terbentuknya Kesultanan Banjarmasin), sebagian warga Batang Banyu (dibawa) pindah ke pusat kekuasaan yang baru ini dan bersama-sama dengan penduduk sekitar keraton yang sudah ada sebelumnya, membentuk subsuku Banjar.

Di kawasan ini mereka berjumpa dengan suku Dayak Ngaju, yang seperti halnya dengan masyarakat Dayak Bukit dan masyarakat Dayak Maanyan atau Lawangan, banyak di antara mereka yang akhirnya melebur ke dalam masyarakat Banjar, setelah mereka memeluk agama Islam. Mereka yang bertempat tinggal di sekitar ibukota kesultanan inilah sebenarnya yang dinamakan atau menamakan dirinya orang Banjar, sedangkan masyarakat Pahuluan dan masyarakat Batang Banyu biasa menyebut dirinya sebagai orang (asal dari) kota-kota kuno yang terkemuka dahulu. Tetapi bila berada di luar Tanah Banjar, mereka itu tanpa kecuali mengaku sebagai orang Banjar.

Sosio Historis
Secara sosio-historis masyarakat Banjar adalah kelompok sosial heterogen yang terkonfigurasi dari berbagai sukubangsa dan ras yang selama ratusan tahun telah menjalin kehidupan bersama, sehingga kemudian membentuk identitas etnis (suku) Banjar. Artinya, kelompok sosial heterogen itu memang terbentuk melalui proses yang tidak sepenuhnya alami (priomordial), tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang cukup kompleks.

Islam telah menjadi ciri masyarakat Banjar sejak berabad-abad yang silam. Islam juga telah menjadi identitas mereka, yang membedakannya dengan kelompok-kelompok Dayak yang ada di sekitarnya, yang umumnya masih menganut religi sukunya. Memeluk Islam merupakan kebanggaan tersendiri, setidak-tidaknya dahulu, sehingga berpindah agama di kalangan masyarakat Dayak dikatakan sebagai "babarasih" (membersihkan diri) di samping menjadi orang Banjar.

Masyarakat Banjar bukanlah suatu yang hadir begitu saja, tapi ia merupakan konstruksi historis secara sosial suatu kelompok manusia yang menginginkan suatu komunitas tersendiri dari komunitas yang ada di kepulauan Kalimantan. Etnik Banjar merupakan bentuk pertemuan berbagai kelompok etnik yang memiliki asal usul beragam yang dihasilkan dari sebuah proses sosial masyarakat yang ada di daerah ini dengan titik berangkat pada proses Islamisasi yang dilakukan oleh Demak sebagai syarat berdirinya Kesultanan Banjar. Banjar sebelum berdirinya Kesultanan Islam Banjar belumlah bisa dikatakan sebagai sebuah ksesatuan identitas suku atau agama, namun lebih tepat merupakan identitas yang merujuk pada kawasan teritorial tertentu yang menjadi tempat tinggal.

Suku Banjar terbagi 3 grup (kelompok besar) berdasarkan teritorialnya dan unsur pembentuk suku berdasarkan persfektif kultural dan genetis yang menggambarkan percampuran penduduk pendatang dengan penduduk asli Dayak:
Grup Banjar Pahuluan adalah campuran orang Melayu-Hindu dan orang Dayak Meratus (unsur Dayak Meratus/Bukit sebagai ciri kelompok)
Grup Banjar Batang Banyu adalah campuran orang Pahuluan, orang Melayu-Hindu/Buddha, orang Keling-Gujarat, orang Dayak Maanyan, orang Dayak Lawangan, orang Dayak Bukit dan orang Jawa-Hindu Majapahit (unsur Dayak Maanyan sebagai ciri kelompok)
Grup Banjar Kuala adalah campuran orang Batang Banyu, orang Dayak Ngaju (Berangas, Bakumpai), orang Kampung Melayu, orang Kampung Bugis-Makassar, orang Kampung Jawa, orang Kampung Arab, dan sebagian orang Cina Parit yang masuk Islam (unsur Dayak Ngaju sebagai ciri kelompok)
Sistem Kekerabatan
Seperti sistem kekerabatan umumnya, masyarakat Banjar mengenal istilah-istilah tertentu sebagai panggilan dalam keluarga. Skema di samping berpusat dari ULUN sebagai penyebutnya.

Bagi ULUN juga terdapat panggilan untuk saudara dari ayah atau ibu, saudara tertua disebut Julak, saudara kedua disebut Gulu, saudara berikutnya disebut Tuha, saudara tengah dari ayah dan ibu disebut Angah, dan yang lainnya biasa disebut Pakacil (paman) dan Makacil (bibi), sedangkan termuda disebut Busu. Untuk memanggil saudara dari kai dan nini sama saja, begitu pula untuk saudara datu.

Disamping istilah di atas masih ada pula sebutan lainnya, yaitu:
 · minantu (suami / isteri dari anak ULUN)
 · pawarangan (ayah / ibu dari minantu)
 · mintuha (ayah / ibu dari suami / isteri ULUN)
 · mintuha lambung (saudara mintuha dari ULUN)
 · sabungkut (orang yang satu Datu dengan ULUN)
 · mamarina (sebutan umum untuk saudara ayah/ibu dari ULUN)
 · kamanakan (anaknya kakak / adik dari ULUN)
 · sapupu sakali (anak mamarina dari ULUN)
 · maruai (isteri sama isteri bersaudara)
 · ipar (saudara dari isteri / suami dari ULUN)
 · panjulaknya (saudara tertua dari ULUN)
 · pambusunya (saudara terkecil dari ULUN)
 · badangsanak (saudara kandung)

Untuk memanggil orang yang seumur boleh dipanggil ikam, boleh juga menggunakan kata aku untuk menunjuk diri sendiri. Sedangkan untuk menghormati atau memanggil yang lebih tua digunakan kata pian, dan kata ulun untuk menunjuk diri sendiri.

Waring

Sanggah

Datu

Kai (kakek) + Nini (nenek)

Abah (ayah) + Uma (ibu)

Kakak < ULUN > Ading

Anak

Cucu

Buyut

Intah/Muning






Sumber : wikipedia /dan berbagai sumber












1 Comments:

Garis Keturunan Sunan Gunung Jati Di Sulawesi

December 27, 2019 Blogger Bali 0 Comments





Keturunan Sunan Gunung Jati di Sulawesi

Anak keturunan Sunan Gunung Jati di Sulawesi berasal dari salah seorang keturunannya yang bernama Ratu Aminah yang menjadi isteri salah seorang ulama terkemuka Syekh Yusuf al Makassari.

Berdasarkan buku “Syekh Yusuf Makassar: seorang ulama, sufi dan pejuang”, Syekh Yusuf menikah dengan Ratu Aminah (Sitti Hafidzah Syarifah Ratu Aminah) salah satu puteri dari Sultan Banten ke-6 bernama Sultan Abul Fath Abdul Fattah.

Sultan Abul Fath Abdul Fattah atau yang dikenal sebagai Sultan Ageng Tirtayasa adalah putera dari Sultan Abul Mahali Ahmad bin Sultan Abdul Mafakhir bin Sultan Maulana Muhammad bin Sultan Maulana Yusuf bin Sultan Maulana Hasanuddin bin Maulana Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati).

Dari pernikahan Syekh Yusuf dan Ratu Aminah memiliki putera bernama Syekh Muhammad Maulana Jalaluddin atau dikenal juga dengan nama Datu Bagusu Matowa, Daengta ri Untiya.

Dengan berpedoman kepada silsilah Sultan Ageng Turtayasa di atas, Syekh Muhammad Maulana Jalaluddin merupakan keturunan ke-8 dari Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati).

Jalur Silsilah Sandiaga Uno ke Sunan Gunung Jati

Syekh Muhammad Maulana Jalaluddin menikah dengan I Bangki Arung Rappang (I Bangki Karaeng Takalara) memperoleh puteri bernama Bau Habibah (We Mommo’ Siiti Aisah Arung MakkunraiE).

Bau Habibah kemudian menikah dengan La Temmassonge yang merupakan Raja Bone ke-22 (1749-1775) yang bergelar Sultan Abdul Razak Zainuddin, dari pernikahan ini melahirkan puteri bernama We Hamidah Arung Takalar Petta MatowaE.


We Hamidah Arung Takalar Petta MatowaE inilah yang merupakan ibunda dari Raja Bone ke-23 La Tenritappu Sultan Ahmad Saleh (1775-1812). La Tenritappu kemudian memiliki putera bernama La Patuppu Batu, Arung Tonra yang merupakan ayahanda dari Aru Lasimpala (Tenrisumpala).

Di dalam buku Biografi Prof JA Katili, Harta Bumi Indonesia, disebutkan Aru Lasimpala inilah yang kemudian membuka Kampung Bugis di Gorontalo. Salah seorang cucu Aru Lasimpala bernama Karsum Lasimpala menikah dengan Umar Katili dan memperoleh puteri bernama Zainab Monoarfa Katili.
Zainab Monoarfa Katili menikah dengan Jogugu (Bupati) Gorontalo bernama Rais Monoarfa memiliki puteri bernama Intan Ruaida Monoarfa. Dan Intan Ruaida merupakan isteri dari Abdul Uno yang juga ibu dari Razif Haliq Uno (Henk Uno).

Henk Uno kemudian menikah dengan Rachmini Rachman (Mien Uno) dan memiliki putera bernama Sandiaga Salahudin Uno, yang lahir di Rumbai (Pekanbaru) pada 28 Juni 1969.

Sumber:
Syekh Yusuf Makassar
Kisah Raja Bone Ke-23
Genealogy Raja Bone Ke-23
Sandiaga Uno dan Bugis
Biografi JA Katili

Catatan Penambahan:

1. Ayahanda Raja Bone ke-23 La Tenritappu Sultan Ahmad Saleh (1775-1812) adalah La Mappapenning To Appaimeng Daeng Makkuling yang merupakan putra dari La Massellomo To Appaware’ Petta Ponggawa Bone LaoE ri Luwu.

La Massellomo To Appaware’ Petta Ponggawa Bone LaoE ri Luwu adalah anak dari Raja Bone ke-19 La Pareppa’i To SappEwaliE Sultan Ismail yang memiliki ibu bernama  I Mariyama Karaeng Pattukangang.

I Mariyama Karaeng Pattukangang adalah cucu dari Pahlawan Nasional Sultan Hasanuddin Raja Gowa ke-16, melalui puteranya bernama Sultan Abdul Jalil Raja Gowa ke-19.

sumber: kunzuqalam.com


0 Comments:

Menelusuri Jejak Misteri Gunung Arjuna

December 27, 2019 Blogger Bali 0 Comments




Gunung Arjuno (atau Gunung Arjuna, dalam nama kuna) gunung yang melengenda ini terletak di 3 kabupaten Mojokerto, Pasuruan dan Malang, Jawa Timur, bertipe Strato dengan ketinggian 3.339 m dpl dan berada di bawah pengelolaan Taman Hutan Raya Raden Soeryo. Biasanya gunung ini dicapai dari tiga titik pendakian yang cukup dikenal yaitu dari Lawang, Tretes, dan Batu. Nama Arjuno berasal dari salah satu tokoh pewayangan Mahabharata, Arjuna.

Gunung Arjuno bersebelahan dengan Gunung Welirang. Puncak Gunung Arjuno terletak pada satu punggungan yang sama dengan puncak gunung Welirang. Selain dari dua tempat di atas Gunung Arjuno dapat didaki dari berbagai arah yang lain. Gunung yang terletak di sebelah barat Batu, Jawa Timur ini juga merupakan salah satu tujuan pendakian.


Di samping tingginya yang telah mencapai lebih dari 3000 meter, di gunung ini terdapat beberapa objek wisata. Salah satunya adalah objek wisata air terjun Kakek Bodo yang juga merupakan salah satu jalur pendakian menuju puncak Gunung Arjuno. Meskipun selain objek wisata air terjun Kakek Bodo terdapat pula air terjun lain, tetapi para wisatawan jarang yang mendatangi air terjun lainnya, mungkin karena letak dan sarana wisatanya kurang mendukung.

Gunung Arjuno mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung. Gunung Arjuno dapat didaki dan berbagai arah, arah Utara (Tretes) melalui Gunung Welirang,dan arah Timur (Lawang) dan dari arah Barat (Batu-Selecta), dan arah selatan (Karangploso), juga dari Sumberawan, Singosari. Desa Sumberawan adalah desa pusat kerajinan tangan di kecamatan Singosari, Malang dan merupakan desa terakhir untuk mempersiapkan diri sebelum memulai pendakian. Bisa juga melewati Purwosari yang lebih gampang dilewati, karena hanya setengah jam dari jalan raya dan langsung sampai di Tambak watu.

Namun, konon untuk mendaki Gunung Arjuna tersebut harus berhati-hati. karena menurut cerita masyarakat gunung Paling Angker di Indonesia ini juga banyak pendaki yang tersesat dan tidak bisa pulang kembali. Berikut saya akan berbagi tentang legenda mistis yang ada di Gunung Arjuna tersebut :

ARJUNA.

Konon, Arjuna pernah melakukan pertapaan di sebuah gunung dengan sangat khusyuk selama berbulan-bulan. Kemudian tubuhnya mengeluarkan sinar dan memiliki kekuatan yang luar biasa, hingga membuat Kahyangan kacau. Kawah Condrodimuko menyemburkan laharnya, bumi berguncang, petir menggelegar di siang hari, hujan turun dan menimbulkan banjir, dan gunung tempat Arjuna bertapa terangkat ke langit.

Para Dewa yang khawatir, maka melakukan tindakan untuk menghentikan pertapaan dari Arjuna tersebut. Kemudian Batara Ismaya diturunkan ke bumi dengan menjelma menjadi Semar. Dengan kesaktiannya, Semar memotong puncak gunung tempat Arjuna bertapa dan melemparkannya ke tempat lain.

Kemudian Arjuna terbangun dari pertapaannya dan mendapat nasehat dari Semar untuk tidak melakukan pertapaan lagi. Kemudian tempat pertapaan tersebut disebut Gunung Arjuna, dan potongannya diberi nama Gunung Wukir.

Di Gunung Arjuna terdapat banyak situs-situs petilasan peninggalan Kerajaan Majapahit dan Singasari. Beberapa petilasan tersebut yaitu, petilasan Eyang Antaboga, Eyang Abiyasa, Ayang Sekutrem, Eyang Sakri, Eyang Semar, Eyang Sri Makutharama dan petilasan Sepilar. Menurut mitos, petilasan-petilasan tersebut dijaga oleh Bambang Wisanggeni yang merupakan anak dari Arjuna dengan Bathari Drestanala.

Petilasan-petilasan tersebut digunakan orang zaman dahulu untuk melakukan pertapaan. Masyarakat percaya, orang yang melakukan pertapaan tersebut muksa (menghilang dengan jasadnya). Orang-orang muksa tersebut dipercaya masih berada di tempat tersebut dan menjaga tempat tersebut hingga waktu yang tidak diketahui.

PASAR DIENG.

Di wilayah pendakian menuju puncak Gunung Arjuna, dipercaya terdapat Pasar Dieng atau biasa disebut pasar hantu. Di areal Pasar Dieng tersebut terdapat makam para pendaki yang pernah meninggal di tempat tersebut. Wilayahnya yang datar dan luas merupakan areal yang cocok dijadikan sebuah pasar.

Konon, pernah ada pendaki yang membuka tenda di wilayah Pasar Dieng tersebut untuk bermalam sebelum menuju  puncak. Pada malam hari, ia dikejutkan dengan suasana ramai di luar tendanya, dan ia melihat sebuah pasar yang sangat ramai. Pendaki tersebut dikabarkan berkeliling pasar dan membeli sebuah jaket.

Kemudian ia kembali ke tenda, dan besok pagi ketika ia bangun; wilayah sekitar tendanya sepi tidak ada orang satu pun dan tidak ada bekas-bekas pasar. Jaket yang dibelinya masih ada, namun uang kembalian yang diberikan oleh pedagang pasar tersebut berubah menjadi daun.

ALAS LALI SONGO.


Sebelum mencapai puncak Gunung Arjuna, terdapat tempat yang disebut oleh masyarakat sebagai Alas Lali Jiwo atau berarti hutan lupa diri. Menurut kepercayaan setempat, orang yang mempunyai niat jahat, jika melewati daerah tersebut akan tersesat dan lupa diri.

Menurut ahli spiritual, daerah tersebut memang banyak dihuni oleh para jin. Para pendaki kadang mendengar suara gamelan dan kemudian menghilang. Konon pendaki tersebut dibawa untuk dikawinkan dengan bangsa jin daerah tersebut.

Menurut mitos, para pendaki juga tidak boleh melanggar beberapa larangan, seperti pendaki tidak boleh berjumlah ganjil, tidak boleh memakai baju merah (warna merah dominan), dan tidak merusak situs-situs petilasan Kerajaan Majapahit yang tersebar di area pendakian Gunung Arjuna tersebut. (Benny Eko.S)  http://berbagi-ilmu-terlengkap.blogspot.co.id

0 Comments:

Tari Remo Lambang Keperkasaan Wanita Di Medan Laga

December 27, 2019 Blogger Bali 1 Comments




Tari Remo adalah salah satu tarian untuk penyambutan tamu agung, yang ditampilkan baik oleh satu atau banyak penari. Tarian ini sebenarnya menceritakan tentang perjuangan seorang pangeran dalam medan laga.

Akan tetapi dalam perkembangannya tarian ini menjadi lebih sering ditarikan oleh perempuan, sehingga memunculkan gaya tarian yang lain: Remo Putri atau Tari Remo gaya perempuan.

Menurut sejarahnya, tari remo merupakan tari yang khusus dibawakan oleh penari laki – laki. Ini berkaitan dengan lakon yang dibawakan dalam tarian ini. Pertunjukan tari remo umumnya menampilkan kisah pangeran yang berjuang dalam sebuah medan pertempuran. Sehingga sisi kemaskulinan penari sangat dibutuhkan dalam menampilkan tarian ini.   source: http://www.foto.tempo.com

Berdasarkan perkembangan sejarah tari remo, dulunya tari remo merupakan seni tari yang digunakan sebagai pembuka dalam pertunjukan ludruk. Namun seiring berjalannya waktu, fungsi dari tari remo pun mulai beralih dari pembuka pertunjukan ludruk, menjadi tarian penyambutan tamu, khususnya tamu – tamu kenegaraan.

1 Comments:

Uncle Hard Enduro 2019, Tim Gudang Garam Raih Podium Juara 1

November 25, 2019 DPN 0 Comments




KEDIRI,DAMARPANULUHNUSANTARA.COM +  Gelaran kompetisi enduro kelas dunia bertajuk Uncle Hard Enduro 2019 yang diadakan di Kiram Park, Banjar Baru - Kalimantan Selatan,  22-24 November 2019. Gudang Garam Enduro Racing Team menjadi juara umum pertama kelas Nasional.

Lomba yang berlangsung sejak Jumat  (22/11/2019) dan berakhir pada hari Minggu (24/11/2019) kemarin memperlombakan beberapa kelas nasional yaitu Kiram Knight dan  Kiram Warrior. Sedangkan untuk internasional yaitu South Borneo International, sedangkan race terdiri dari Prolog, Uncle Signature Race serta Uncle Hard Enduro Race.

Peserta yang datang berasal berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri, Seperti pembalap  kelas dunia, Graham Jarvis asal Inggris dan Wade Young asal Afrika Selatan serta 20 pembalap internasional lainnya.


Trek yang ditawarkan Uncle Hard Enduro 2019 cukup fenomenal dan berkelas internasional. Penonton yang memadati arena pertandingan merasa terhibur dengan aksi-aksi para peserta berusaha mengendalikan motor trailnya untuk bisa menaklukkan berbagai track buatan di Race Prolog yang membuat para rider harus bersusah payah untuk bisa menaklukannya.

Tidak jarang para rider harus jatuh bangun diatas track yang dibuat dari tumpukan batu gunung, kayu log hingga ban ukuran raksasa.

Tantangan para rider tidak habis ditrack prolog saja mereka juga merasakan kerasnya medan di signature race dan uncle hard enduro race dengan melintasi sungai, lubang-lubang besar, batu kerikil dan tanjakan yang dibuat khusus membelah perbukitan dikawasan Kiram.

Seperti yang diutarakan oleh Mukhlis Adis Setiawan (26) rider jawara Gudang Garam Enduro Racing Team mengaku trek Uncle di Kiram ini merupakan trek yang paling ekstrem dan masuk kategori internasional bagi dirinya, terlebih lagi cuaca panas yang ekstrem membuat para rider kewalahan, dari 3 race yang ia ikuti dan melawan 75 lebih rider Nasional, Adis berhasil meraih juara 1.


"Treknya sangat ekstrem, bahkan bagi saya ini yang paling menantang mungkin juga trek kelas internasional. Dari 3 race saya bersama Gudang Garam Enduro Team , saya juara umum, semoga kedepannya Gudang Garam semakin maju dan bermanfaat bagi sesama," ucap Adis. Senin (25/11/2019).

Senada dengan Adis, pengawas kompetisi, Ridho Faisal yang berasal dari Indonesian Offroad Federation (IOF) menilai trek yang ditawarkan Uncle Hard Enduro 2019 ini merupakan kelas dunia, bahkan event terbesar dan terbaik, mulai dari segi manajemen event dan kelas hard enduronya.

"Bagi saya, ini termasuk event terbaik di Indonesia, Asia dan dunia. Tidak hanya trek, namun juga menajemen event dan kelas enduronya," jelas Ridho Faisal.


Tokoh Enduro Trail Nasional yang sekaligus sebagai Manager Gudang Garam Enduro Racing Team, Slamet Budiono menjelaskan bahwa keberhasilan ini berkat perjuangan dan kerja keras pembalap serta dukungan penuh dari Tim Crew yang solid, GG Enduro Racing Team bisa mempertahankan prestasi dan reputasi sbg Juara.

"Kami sampaikan rasa hormat dan penghargaan yang setinggi tingginya kepada pemrakarsa dan penyelenggara event Uncle Hard Enduro yang telah berani menggelar event Internasional di Indonesia, dengan sajian jalur yang spektakuker dan tingkat kesulitan Super Hard.
Dimana pembalap tidak hanya dituntut punya nyali saja, tapi juga perlu skill, daya tahan dan daya juang yang luar biasa, Kami tetap punya komitmen yang kuat utk tetap mempertahankan prestasi dan  reputasi sbg Tim Juara," jelas Mbah Mett, sapaan akrab Slamet Budiono.(dpn)

0 Comments:

Candi Puthok Ghong Kediri Mulai Menjadi Wisata Idaman Pengunjung Hingga Tembus Lintas Daerah

November 24, 2019 DPN 0 Comments




KEDIRI,DAMARAPANULUHNUSANTARA.COM - Makin hari pengunjung yang datang ke Kawasan Wisata Candi Puthok Ghong yang berada diareal lahan persawahan Dusun Bumirejo Desa Krecek Kecamatan Badas Kabupaten Kediri Jawa Timur bertambah jumlahnya dan makin ramai. Minggu (24/11/2019).

Meski belum sempurna dalam penataan baik sarana maupun prasarana dan fasilitas lainnya  untuk mengemas Candi Puthok Ghong sebagai wisata idaman di Kabupaten Kediri ,akan tetapi pengunjung tak henti hentinya setiap hari bertambah jumlahnya baik untuk pengunjung umum maupun pengunjung yang berlatar belakang keyakinan.


Candi Puthok Ghong merupakan candi temuan baru yang ditemukan sejak 6 bulan yang lalu tepatnya di bulan Juni 2019 oleh tim Damar Panuluh Nusantara (Komunitas Penyelamat dan Pelestari Benda Cagar Budaya.

Candi yang dahulunya dikenal sebagai tempat angker nan penuh mitos yaitu berupa gundukan tanah diareal persawahan itu mengeluarkan suara suara aneh pada malam malam tertentu menyerupai suara alat musik ghong dan gamelan serta dipenuhi ular ular yang sangat liar,dan kini berubah menjadi wisata idaman jujugan bagi pengunjung hingga tembus lintas daerah.


Beberapa sarana maupun prasarana yang sudah disiapkan oleh tim Damar Panuluh Nusantara bersama komunitas peduli lingkungan alam, perangkat Dusun Bumirejo ,Warga, Pemuda dan juga pemilik lahan diantaranya berupa akses jembatan bambu ,tempat teduh menyerupai gasebo pun sudah jadi.

Selain itu fasilitas lainnya berupa taman bunga ,sendang patirtan ,pemandian anak anak yang dibuat dari bendungan Sungai Pugeran, penerangan areal kawasan candi serta kolam ikan pun sudah hampir rampung dan bisa dinikmati akan keindahannya kawasan wisata ini.

Dan pada pagi hari ini hingga menjelang malam, tim Damar Panuluh Nusantara bersama warga dan Kasun Dusun Bumirejo ,Kokam Muhammadiyah,Komunitas Spiritual jatim, Komunitas Peduli Cagar Budaya menggelar kegiatan bakti sosial (baksos) kerja bakti bersih bersih yang dilaksanakan di areal kawasan wisata Candi Puthok Ghong.


Kerja bakti ini dilakukan bersama sama dengan misi pelestarian warisan peninggalan nenek moyang di Candi Puthok Ghong agar bisa digunakan sebagai renungan bagi semua pengunjung akan indahnya nilai sebuah karya seni milik nenek moyang pada masa lampau.

Sebagian warga  berbaur dengan komunitas lainnya, ada yang bersih bersih rumput, bersih bersih sungai pugeran ,dan ada juga yang bergotong royong mengangkat material bangunan untuk membuat kamar mandi dan toilet.


Sebagian ada yang menambah menanam bunga agar  kawasan wisata candi puthok ghong terlihat indah pada waktunya.

Selain pekerja bakti, pada hari minggu pagi ini pengunjung juga berdatangan  bertambah ramai dan rata rata pengunjung tidak menyia nyiakan tempat ini untuk diabadikan sebagai kenang kenangan .(har)

0 Comments:

Bukan Janji Kampanye, Dra Sri Rahayu Berikan 2 Set Gamelan Pelok Sendro Kepada Dua Kelompok Jaranan Di Kabupaten Kediri

November 24, 2019 DPN 0 Comments



KEDIRI,DAMARPANULUHNUSANTARA.COM -  Bagi masyarakat Kabupaten Kediri , siapa yang tidak mengenal kesenian Jaranan atau Kuda Lumping.

Kesenian yang satu ini, seolah menjadi tradisi yang kerap digelar maupun disajikan kepada masyarakat dalam berbagai momen.

Menjadi kebiasaan masyarakat Kabupaten Kediri, jika memiliki hajat tidak afdol bila tidak mendatangkan kesenian jaranan atau mengadakan pagelaran kesenian jaranan untuk menghibur masyarakat khusus para tetangga dan masyarakat yang menyukai kesenian jaranan.

Sosok Perempuan Yang sangat peduli terhadap perkembangan  kesenian  jaranan yang sekarang  menjabat sebagai Wakil Ketua komisi IX DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan yaitu Dra. Sri. Rahayu pada hari ini Minggu (24/11/2019) dalam acara pagelaran Kesenian Jaranan Joyo Saputro Pimpinan Bopo Jumani Desa Sukoharjo Kecamatan Pagu,  memberikan bantuan  Dua Set Gamelan Pelok  slendro kepada 2  Kelompok Kesenian Jajaran Turonggo Garudo Sakti Dari Desa Bangsongan Kabupaten Kediri Pimpinan Bopo Santoso dan  d Djati Mulyo Mudo Desa Jabung Kabupaten Kediri Pimpinan Bopo suwoko.

Dalam sambutannya Dra. Sri Rahayu Menyampaikan "Kesenian jaranan ini menjadi ikon daerah Kabupaten Kediri makan perlu kita lestarikan dan kita jaga untuk tetap menjadi kebanggaan warga Kabupaten Kediri,

"Saya turut bangga kepada masyarakat Kediri yang terus mau melestarikan kesenian jaranan yang merupakan potensi karya seni budaya yang paling menonjol diantara kesenian lain yang berkembang di Kabupaten Kediri.

Saya datang ke Kediri ini ingin melihat pagelaran kesenian jaranan dan saya memberikan bantuan  Dua Set Gamelang  Pelok  slendro kepada dua kelompok  Kesenian Jajaran Turonggo Garudo Sakti Dari Desa Bangsongan Kabupaten Kediri Pimpinan Bopo Santoso dan  d Djati Mulyo Mudo Desa Jabung Kabupaten Kediri Pimpinan Bopo suwoko.

Bantuan ini kami berikan agar terus berinovasi dalam melestarikan kesenian jaranan di Kediri terus berkembang, dan tahun 2020 saya akan memberikan bantuan lagi kepada pelestarian kesenian jaranan kembali  .Tegas Dra Sri Rahayu

Semoga semangat pelaku seni ini akan terus menyala dan serta diapreasi oleh masyarakat luas. Apapun isi dari pertunjukan tersebut hanya untuk menghibur tanpa ada maksud apapun, serta ingin melestarikan budaya daerah ditanah perantauan. Jangan sampai kesenian asli Indonesia diklaim oleh negara lain lagi"pungkasnya. (har)

0 Comments:

Peringati 1 Tahun, Gudang Garam Cycling Community (GGCC) Gelar Tasyakuran Di Hutan Joyoboyo

November 15, 2019 DPN 0 Comments



KEDIRI,DAMARPANULUHNUSANTARA.COM -  Peringati 1 Tahun terbentuknya Gudang Garam Cycling Community (GGCC), komunitas sepeda karyawan PT Gudang Garam Tbk menggelar tasyakuran sederhana dan melepas 50 an burung merpati di Taman Hutan Kota Joyoboyo Kota Kediri, Sabtu (16/11/2019).

Tepat 1 Tahun yang lalu, GGCC resmi terbentuk. Dengan didasari keinginan yang sama yaitu hidup sehat, bermanfaat bagi sesama dan berkarya bersama untuk perusahaan.

 50 an anggota GGCC yang juga karyawan PT Gudang Garam Tbk ini secara rutin melakukan kegiatan gowes bareng setiap 2 minggu sekali tiap bulannya.


Kebetulan hari ini, gowes bareng digelar khusus dalam rangka tasyakuran, mengambil titik kumpul sekaligus Start di kantor  Unit 1 Gudang Garam Tbk dan Finish di Taman Hutan Kota Joyoboyo, anggota GGCC gowes sejauh 20 Kilometer keliling Kota Kediri.

Menurut Kabid Humas PT Gudang Garam Tbk Iwhan Tri Cahyono, dengan dibentuknya GGCC akan terjalin komunikasi antar Karyawan dan silaturahmi yang baik, hingga tercipta keakraban dan kekeluargaan. Serta, menambah semangat dalam bekerja.


" Tidak hanya gowes bareng, kali ini kita juga melakukan kegiatan CSR dengan melepaskan lima puluh burung merpati dilokasi finish Hutan Joyoboyo, Kota Kediri, melepas burung di Taman Huta Joyoboyo diharapkan membantu perkembang biakan burung di area taman," kata Iwhan Tri Cahyono, Sabtu (16/11/2019).

Disamping itu, Iwhan juga berharap, kinerja karyawan juga terus meningkat dan dapat memberikan manfaat juga untuk lingkungan dan masyarakat sekitar

" Semoga GGCC dapat berjalan terus dan sebagai wadah olah raga serta menjaga kesehatan. Terpenting lagi, membangun komunikasi, kebersamaan dan silaturahim sesama karyawan PT GG dari berbagai lembaga" pungkas Iwhan.(har/rianto)

0 Comments:

Kereen! Ada Wisata Alam dan Sejarah di Areal Persawahan Puthok Ghong Kediri

November 09, 2019 DPN 0 Comments



Kawasan wisata sejarah Candi Puthok Ghong Bumirejo Ds Krecek Kecamatan Badas Kabupaten Kediri


KEDIRI,DAMARPANULUHNUSANTARA.COM - Kini masyarakat yang tinggal di wilayah Jawa Timur khususnya di Kabupaten Kediri bisa mengunjungi dan melihat sebuah hasil karya nenek moyang kita terdahulu berupa struktur bangunan candi tua dari bata kuno yang berada di areal persawahan milik Dwi Peni Muafatin Dusun Bumirejo Desa Krecek Kecamatan Badas ,Sabtu (9/11/2019).


Candi Tua tersebut berada diareal persawahan yang disebut oleh warga sejak dahulu dengan sebutan "Puthok Ghong " sebuah gundukan tanah dengan ketinggian 2 meter dari permukaan tanah yang memiliki misteri suara aneh berupa Gong ,Musik Jawa Kuno bahkan sering terdengar suara pagelaran wayang kulit ditempat tersebut hingga menembus kiloan meter dari permukiman warga.


Struktur bangunan candi yang berada di Puthuk Ghong tersebut baru terungkap sejak bulan Juni 2019 oleh komunitas penyelamat dan pelestari benda warisan leluhur " Tim Damar Panuluh Nusantara" selanjutnya dilakukan penelitian dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri bersama Balai Pelestarian Cagar Budaya Trowulan Mojokerto yang mana candi tersebut berukuran 11 x 12 meter menghadap ke timur.

Kemudian temuan struktur bangunan candi itu selanjutnya dilestarikan oleh tim Damar Panuluh Nusantara bersama Komunitas lainnya,Pemilik Lahan  ,serta perangkat dusun bumirejo ,dibantu tenaga juga oleh Babinsa dan perwakilan Kokam.


Cukup dengan niat panggilan hati,dan tenaga serta dikerjakan  ,maka diluar kawasan struktur bangunan candi puthok ghong saat ini sangat berbeda dibanding awal penemuan pada waktu itu.

Di Kawasan Candi ini sudah terlihat pemandangan yang sangat menyejukkan hati dan indah dipandang oleh mata.

Tentu saja karena lokasi yang dulunya terkenal angker nan wingit yang jarang sekali warga berani menyentuhnya kini sudah disulap menjadi wisata sejarah dan wisata alam.


Tim damar panuluh nusantara bersama kawan kawan komunitas menanam ribuan bibit bunga yang ditanan dikawasan candi tersebut serta bangunan mirip kubah yang terbuat dari bambu juga telah rampung dikerjakan sehingga pengunjung bisa duduk santai sambil menikmati suasana.

Dua buah  kolam ikan hias  yang ditengahnya terdapat jalur jembatan dari tanah liat menuju candi pun juga sudah siap dilalui .

Jembatan bambu diatas sungai pugeran kawasan candi Puthok Ghong Bumirejo Ds Krecek Kecamatan Badas Kabupaten Kediri

Anak anak mulai tertarik menikmati wahana renang di sungai pugeran kawasan candi Puthok Ghong Bumirejo Ds Krecek Kecamatan Badas Kabupaten Kediri

Tidak hanya itu saja akses jembatan juga rampung dibangun meski berbahan dari bambu namun terkesan alami  diatas ketinggian kurang lebih 4 meter dari sungai pugeran.

Tepat di samping candi Puthok Ghong terdapat sebuah wahana kolam renang yang dibuat dari pembendungan sungai pugeran dan kini menjadi salah satu tujuan pengunjung, khususnya anak anak SD,dan SMP.

Terlihat anak anak sangat suka berenang hingga ber jam jam ,dan hampir tiap hari anak anak mengunjungi tempat ini .


Suasana malam dikawasan wisata Candi Puthok Ghong Bumirejo Ds Krecek Kecamatan Badas Kabupaten Kediri


Alhamdulillah juga, kawasan areal persawahan Puthok Ghong yang dulunya terlihat sangat gelap pada malam hari ,kini sudah nampak dihiasi penerangan lampu yang dibantu oleh warga secara suka rela.

Mulai saat ini Wisata sejarah dan wisata alam Candi Puthok Ghong  yang berada di areal persawahan tidak pernah sepi pengunjung meski disana belum dapat dijumpai penjual makanan maupun warung warung yang berjejer.

Latar belakang pengunjung yang datang pun juga berasal dari warga umum, warga luar kediri bahkan pengunjung dilintas agama,keyakinan dan kepercayaan .(har/DPN)

0 Comments:

Dengan Bambu, Gudang Garam Peduli Lingkungan dan Ekonomi Masyarakat

November 03, 2019 DPN 0 Comments



JAWA BARAT,DAMARPANULUHNUSANTARA.COM - Lingkungan yang tidak seimbang akibat eksploitasi dan pencemaran telah memperparah kondisi alam. Bencana yang dipicu perubahan cuaca dan pemanasan global mulai menjadi isu yang ditakuti.

Meski terlambat untuk menyadari, semua kalangan di belahan dunia mulai tergerak melakukan tindakan untuk mencegah, menjaga, dan mengurangi kerusakan lingkungan. Termasuk perusahaan rokok PT Gudang Garam Tbk.

Melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), PT Gudang Garam Tbk berkontribusi pada pelestarian alam, sekaligus memberi nilai tambah ekonomi masyarakat. Salah satunya dengan penanaman pohon bambu di bagian timur lereng Gunung Wilis, Jawa Timur.


Pada penanaman tahap pertama yang dilakukan 13 Februari 2016, PT Gudang Garam Tbk. bekerjasama dengan Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kediri, KPH Nganjuk, dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Program CSR ini menanam 15.600 bibit bambu di lahan seluas 100 hektar di Desa Tarokan, Kabupaten Kediri.

Tanaman bambu itu tersebar di wilayah KPH Kediri yang meliputi BKPH Kediri (3.640 pohon),  BKPH Pace (3.640 pohon), dan BKPH Pare (3.640 pohon). Sedangkan sisanya ditanam di BKPH Berbek Nganjuk (4.680 pohon).

Sukses dengan penanaman tahap pertama, program ini berlanjut pada tahap kedua 9 Februari 2017.  PT Gudang Garam Tbk kembali menanam 79.498 bibit bambu di lahan seluas 500 hektar di Dusun Klepu, Desa Parang, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri. Penanaman ini dilakukan bersama Perum Perhutani KPH Kediri dan LMDH. Tanaman bambu ini tersebar di kawasan BPKH Kediri (43.766 pohon), BKPH Pace (30.887 pohon), dan BKPH Pare (4.845 pohon).


Kepala Bagian Humas PT Gudang Garam Tbk Iwhan Tricahyono menjelaskan penanaman ini memilih jenis Bambu Petung (Dendrocalamus Asper) karena kelebihan yang dimiliki. Selain ukuran lingkar batang yang besar mencapai 20 cm dengan konstruksi dinding tebal serta kokoh, Bambu Petung juga bisa tumbuh hingga ketinggian di atas 20 meter.

“Bambu juga merupakan tanaman konservasi dengan kemampuannya menjaga ekosistem air. Sistem perakaran bambu yang sangat rapat dan menyebar ke segala arah mampu menahan tanah dari erosi,” jelas Iwhan Tricahyono.

Selain pelestarian lingkungan, program CSR PT Gudang Garam Tbk juga berupaya membangun pertumbuhan ekonomi kreatif kerajinan bambu masyarakat lereng Gunung Wilis. Memanfaatkan tanaman bambu yang ada, masyarakat diberi keterampilan memproduksi kerajinan bambu hingga berdaya jual tinggi.

Perajin Bambu di lereng Wilis

Selain bercocok tanam, sebagian masyarakat di lereng Gunung Wilis bekerja sebagai perajin bambu. Mereka tersebar di Kecamatan Mojo, Tarokan, dan Banyakan, dengan jumlah perajin sebanyak 31 orang. Terdiri atas Desa Sukoanyar, Kecamatan Mojo (5 perajin), Desa Ngadi, Kecamatan Mojo (3 perajin), Desa Blimbing, Kecamatan Tarokan (18 perajin), dan Desa Mayaran, Kecamatan Banyakan (5 perajin). 

Hingga saat ini para perajin tersebut masih menjalankan usaha secara konvensional. Produk mereka masih berupa cagak bangunan, gedek (sesek), tusuk sate, tompo, cikrak, dan kurungan ayam. Itupun diproduksi dalam jumlah terbatas karena keterbatasan biaya serta pemasaran. Kondisi ini berbanding terbalik dengan ketersediaan bahan baku bambu yang cukup melimpah.

Program CSR PT Gudang Garam Tbk berkomitmen mengembangkan industri kerajinan bambu di sana, sekaligus merawat kelestarian alam. Untuk itu dibutuhkan peran semua pihak, termasuk media massa dalam memberikan ruang informasi terhadap upaya ini. Melalui Media Gathering 2019, rekan wartawan diajak berkunjung ke Dusun Bambu dan Saung Angklung Udjo, untuk menyaksikan secara langsung pengelolaan ekowisata berbasis pelestarian lingkungan yang memberi nilai ekonomi masyarakat.

Dusun Bambu

Dusun Bambu adalah ekowanawisata pertama yang berada di Jalan Kolonel Masturi KM 11 Cisarua, Bandung Barat. Dengan ketinggain 1.500 mdpl, Dusun Bambu menyajikan lanskap menarik dengan udara dingin tapi sejuk, khas lingkungan di kaki pegunungan.

Dusun Bambu dibangun dari keprihatinan terhadap sebuah lahan di Bandung Barat yang tak diperhatikan oleh petani setelah panen. Pada tahun 2008, beberapa pengusaha memiliki ide mengembalikan lahan yang memprihatikan tersebut untuk diperbaiki. Salah satunya dengan menjadikan lahan konservasi bambu.


Proses pengembalian lahan seluas 15 hektar agar hijau kembali ternyata tak mudah. Diperlukan sedikitnya 100.000 bibit tanaman bambu untuk menciptakan surga alam yang bisa dinikmati semua orang.

Usaha penghijauan Dusun Bambu memakan waktu lama, dari tahun 2008 hingga tahun 2011. Setelah vegetasi alam Dusun Bambu mulai pulih, dibangunlah beberapa bangunan dengan konsep hijau (green). Arsitektur harus berpikir keras untuk membangun sebuah bangunan yang dapat menyatu dengan alam, namun tetap memiliki nilai estetika tinggi. Hingga pada 16 Januari 2014, Dusun Bambu mampu bermetamorfosa menjadi ekowanawisata pertama di Jawa Barat dengan misi 6-E (Edukasi, Ekonomi, Etnologi, Etika, Estetika dan Entertainment).

Saung Angklung Udjo (SAU)

Saung Angklung Udjo (SAU) adalah destinasi wisata yang dilengkapi tempat pertunjukan, pusat kerajinan tangan dari bambu, dan workshop instrumen musik dari bambu. Selain itu SAU juga menjadi laboratorium kependidikan dan pusat belajar kebudayaan Sunda, khususnya angklung.

Didirikan pada tahun 1966 oleh Udjo Ngalagena dan istrinya Uum Sumiati, tempat ini dibangun untuk melestarikan seni tradisional Sunda. Tak heran jika suasana tempat ini begitu segar dikelilingi pohon-pohon bambu. Aneka kerajinan bambu dan interior bambu hingga alat musik bambu bisa dijumpai di Saung Angklung Udjo. (har/rianto)

0 Comments:

Gudang Garam Bersama Bank Mandiri Bersepeda Sambil Menebar Benih Ikan

October 26, 2019 DPN 0 Comments



KEDIRI,DAMARPANULUHNUSANTARA.COM - Gudang Garam Cycling Club (GGCC) atau komunitas pecinta sepeda di PT Gudang Garam, Tbk., mengajak Bank Mandiri untuk turut dalam acara bersepeda bersama pada Sabtu, 26 Oktober 2019.

Kegiatan itu diselenggarakan sebagai  salah satu sarana mempererat hubungan baik dan kerja sama antar dua perusahaan.
“Bersepeda dipilih, karena aktivitas itu bukan hanya sekadar berolahraga. Gowes merupakan kegiatan yang dapat melepas penat dan juga menyenangkan,” kata Iwhan Tri Cahyono, Kabid Humas PT Gudang Garam, Tbk.


Start dilakukan pada pukul 06.00 WIB di kantor Unit 1 Baru PT Gudang Garam, Tbk. Hadir dan ikut serta dalam kegiatan ini Direksi PT. GUDANG GARAM Tbk., Bpk. Susanto Widiatmoko dan Kepala Bank Mandiri Kediri Bpk. Joshua Rudi.
Sekitar 150 peserta gowes gabungan dari karyawan PT Gudang Garam, Tbk. dan Bank Mandiri ini menempuh perjalanan sekitar 20 KM, dengan melintasi sejumlah jalan protokol di Kota Kediri. Tujuan utamanya, menuju kawasan Sumber Banteng di Desa Tempurejo, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri.


Sumber Banteng menjadi lokasi yang disasar, karena kondisi alam sekitar yang masih terjaga. Kondisi tersebut muncul berkat andil komunitas warga peduli lingkungan di kelurahan setempat. Dengan pengemasan seperti kebersihan dan keamanan, Sumber Banteng menjadi lokasi wisata alternatif yang dekat serta murah meriah. Sehingga, bisa menarik banyak pengunjung agar perekonomian masyarakat setempat ikut tergerak.

Sembari istirahat di Sumber Banteng, para peserta gowes turut dalam kegiatan CSR Gudang Garam. Aksi sosial itu dilakukan dengan menebar benih ikan komet sebanyak + 1.750 ekor oleh pimpinan dan perwakilan karyawan PT Gudang Garam Tbk dan Bank Mandiri yang ikut Gowes.


“Benih ikan yang kami tebar semoga bermanfaat untuk menjaga kelestarian Sumber Banteng dan semakin menarik banyak pengunjung untuk datang ke sini,” ujar Iwhan.

Selepas dari Sumber Banteng, peserta menyelesaikan gowesnya hingga garis finish yang terletak di Pendopo Joglo Surya Rengga Wacana Unit VI PT Gudang Garam Tbk.
Ini merupakan kegiatan GGCC yang ke 14. Setiap dua minggu sekali mereka rutin menyasar lokasi-lokasi yang masih alami dengan bersepeda.
“Semoga dengan bersepeda, para karyawan kembali fresh, sehingga bisa mendongkrak semangat dan produktifitas kerja,” tambah Iwhan. (har/Rianto)

0 Comments:

Puthok Ghong Kediri Sebuah Gundukan Tanah Yang Mengeluarkan Suara Aneh Pada Masa Lampau Hingga Kini

October 14, 2019 DPN 0 Comments



KEDIRI,DAMARPANULUHNUSANTARA.COM - Sebuah gundukan tanah menyerupai gunung gunungan yang berada di persawahan Dusun Bumirejo Desa Krecek Kecamatan Badas Kabupaten Kediri disebut oleh masyarakat sejak lama sebagai Puthok Ghong .

Disebut Puthok Ghong karena tempat ini sangat angker, banyak ular ular misterius ,penuh keganjilan dan mengeluarkan suara irama dengungan aneh layaknya suara gamelan gong pada malam jum'at.

Selain itu, ditempat tersebut juga terdapat sebuah cerita misteri yang diakui oleh masyarakat turun temurun , hampir semua orang yang tinggal disekitar Puthok Ghong  menjadi saksi sejarah.


Dari cerita masyarakat, Puthok Ghong adalah tempat yang sangat wingit nan angker , keberadaanya berada ditengah tengah lahan persawahaan yang kini dimiliki oleh Dwi Peni Muafatin warga Dusun Mulyorejo Desa Krecek.

Karena keberadaannya ditengah tengah lahan pertanian, meski demikian itu pemilik lahan tidak berani merusak gundukan tanah (puthok ghong ) tersebut.

Bapak Yatiman adalah orang tua dari Dwi Peni Muafatin yang menggarap lahan Puthok Ghong sebagai bercocok tanam padi ,Dulu ia pernah mengalami keganjilan hal aneh ditempat tersebut hingga ia ceroboh membongkar gundukan tersebut untuk memperluas lahan cocok tanam  akibatnya ia mengalami sakit gatal tahunan.


Tidak hanya itu, masyarakat petani yang melintas dikawasan Puthok Ghong tersebut sering dijumpai hal aneh mengerikan baik yang nampak maupun yang tak nampak. seperti ular dengan bermacam macam jenis dan ukuran ,mulai ukuran kecil hingga ukuran besar bahkan ada yang sering menjumpai sosok perempuan maupun laki laki mengenakan pakaian kuno.

Dulu ditempat ini menjadi jujugan orang yang mencari keberuntungan mengadu nasib. diantaranya mencari togel, tirakatan ,mencari benda pusaka hingga mencari harta karun, karena ditempat ini menurut para saksi terdapat banyak benda perhiasan jaman lampau dan uang kuno.

Disebut juga Puthok Ghong dikarenakan setiap malam jum'at atau malam malam tertentu ada dengungan maupun suara irama gamelan dan gong alat musik jawa yang radiusnya bisa menembus permukiman masyarakat.

Keberadaan Puthok Ghong ini berjarak kurang lebih 1 hingga 2 KM dari permukiman masyarakat dan berdampingan dengan Sungai Puger yang berada 10 meter kearah selatan dari Puthok Ghong.

Cerita Misteri Puthok Ghong menggugah salah satu komunitas di Kediri Jawa Timur yang namanya tak asing di dengar yaitu tim Damar Panuluh Nusantara yang beranggotakan tiga orang.

Sekitar bulan Juni 2019 lalu, tim ini melakukan pengungkapan dikawasan Puthok Ghong tersebut dengan ijin pemilik lahan dan masyarakat sekitar.


Melalui petunjuk niskala (leluhur)  tim melakukan pelacakan dan pendeteksian  ritual ghaib dengan izin kepada para leluhur yang ada di tempat itu.

Tidak berselang lama kemudian, tim mendapati sebuah petunjuk adanya sesuatu yang ganjil dan aneh pada gundukan tanah tersebut.

Tim kemudian naik keatas gundukan tanah sesuai petunjuk niskala dan mendapati sebuah bata kuno berukuran besar kondisinya berantakan penuh dengan sampah sampah dedaunan kering dan rumput liar.

Semakin penasaran ,tim mencoba untuk melacak di sekitar bata kuno tersebut dan kemudian mendapati sebuah batu persegi lonjong  mengerucut hampir menyerupai alat musik gamelan jawa namun kondisinya roboh.

Tidak jauh dari batu lonjong tersebut tim lagi lagi mendapati sebuah susunan  struktur bata kuno menyerupai dari bagian sudut bangunan candi.

Terungkap sudah kenapa Puthok Ghong sebuah gundukan tanah yang ada dipersawahan tersebut sangat wingit dan angker karena ada sesuatu didalamnya.

Rupanya dibalik cerita Puthok Ghong yang berupa gundukan tanah terdapat sebuah struktur batu bata kuno bangunan candi usai diungkap oleh tim Damar Panuluh Nusantara,hal ini juga perbah dikatakan oleh Dinas Pariwisata bagian kepurbakalaan dan tim BPCB Trowulan Jawa Timur saat melakukan peninjauan.

Susunan struktur batu bata kuno yang sebagian masih terbentuk bangunan candi ini merupakan Situs Purbakala peradaban kuno  dan merupakan satu satunya temuan candi di Jawa Timur yang ditemukan diatas permukaan tanah.

Setelah dilakukan penelitian, rencananya akan dilakukan penggalian oleh tim bpcb dan arkeolog .

Sambil menunggu jadwal eskavasi penggalian temuan bangunan candi Puthok Ghong, tim Damar Panuluh Nusantara bersama pemilik lahan, komunitas ,dan beberapa orang yang peduli , membuat akses jalan bagi para pengunjung agar bisa masuk untuk melihat Situs Purbakala tersebut. Tidak cukup itu saja, tim juga berupaya menjadikan tempat tersebut sebagai salah satu bagian Destinasi Wisata Religi dan wisata budaya .(har)

0 Comments:

Sesalkan Penyerangan Wiranto, Gubernur Khofifah Minta Tak Ada Lagi Kekerasan dan Usut Tuntas Motifnya

October 10, 2019 DPN 0 Comments



MADIUN, DAMARPANULUHNUSANTARA.COM - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa turut memberi tanggapan atas kejadian yang menimpa Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan HAM (Menkopolhukam) Wiranto di Pandeglang, Banten. Menurutnya, seharusnya aksi tersebut tidak terjadi jika seluruh anak bangsa mengedepankan sikap tabayyun atas seluruh persoalan dan saling menghormati antara satu dan lainnya.
Jum'at (11/10/2019).


"Sangat disayangkan apapun alasannya aksi kekerasan seperti itu seharusnya tidak terjadi dan tidak boleh ditolerir. Bukan karena pak Wiranto pejabat, tapi sebagai sesama warga bangsa yang punya kedudukan yang sama di mata hukum," ungkap Khofifah saat gelaran Tahlilan Kubro di Madiun, Kamis Malam (10/10/2019).


Seperti diketahui, Menkopolhukam Wiranto diserang  orang tak dikenal usai menghadiri peresmian Gedung Kuliah di Universitas Mathla'ul Anwar di Pandeglang, Banten, Kamis (10/10). Atas peristiwa ini, Wiranto mengalami dua luka tusuk pada bagian perut. Saat ini, Wiranto mendapat penanganan di  RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.

Khofifah mengatakan, kejadian tersebut bisa saja terulang di tempat lain, tidak hanya di Banten. Oleh karena itu, ia berharap Polri bisa mengusut tuntas dalang dibalik aksi penyerangan  tersebut beserta motif yang melatarbelakanginya. Khofifah sendiri berencana menjenguk Menkopolhukam Wiranto di Jakarta apabila kondisinya telah memungkinkan.

"InsyaAllah jika kondisi Pak Wiranto sudah makin membaik dan memungkinkan untuk dijenguk kami ingin sowan ," imbuhnya. (har/dpn)

Sumber Biro Humas dan Protokol Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

0 Comments:

Puthok Ghong ! Dari Sebuah Cerita Di Kemas Menjadi Wisata Budaya

October 10, 2019 DPN 2 Comments



KEDIRI,DAMARPANULUHNUSANTARA.COM - Berbagai upaya untuk menjadikan Situs Purbakala Puthok Ghong Kediri Jawa Timur sebagai salah satu " icon wisata budaya "terus dilakukan oleh komunitas penyelamat dan pelestari benda cagar budaya tim Damar Panuluh Nusantara bersama  kawan kawan.


Setelah ditemukannya sebuah situs purbakala berupa struktur bangunan candi pada masa lampau di Puthok Ghong yang berada di persawahan milik warga Dusun Bumirejo Desa Krecek Kecamatan Badas Kabupaten Kediri Jawa Timur pada bulan Juni lalu, kini target yang dilakukan oleh komunitas Damar Panuluh Nusantara dan kawan kawan berikutnya adalah menjadikan tempat tersebut sebagai wisata budaya.


Salah satunya adalah Pr pembuatan akses masuk menuju ke situs purbakala Puthok Ghong yang mana keberadaanya situs terhalang oleh Sungai Puger yang sangat curam sekali ,sehingga perlu adanya sarana akses berupa jembatan yang kini sudah selesai dibuat dan terbuat dari bambu  di ketinggian kurang lebih 5 meter dari dasar sungai puger.

Tidak cukup disitu saja, untuk menarik daya tarik pengunjung , diluar kawasan situs purbaka Puthok Ghong juga dikemas dengan taman bunga, dan saat ini masih dalam tahap penanaman ,dalam dua bulan kedepan diperkirakan tanaman tersebut sudah berbunga, serta membuat gubug gaseboan dari bahan bambu yang saat ini juga sedang digarap.

Selain itu, sebuah kolam mini untuk ikan hias berukuran 3 x3 meter juga dibuat  didepan gubuk  gaseboan tersebut untuk memperindah kawasan wisata budaya Puthok Ghong  benar benar terlihat asri nan sejuk  sehingga pengunjung bisa merasa nyaman dan betah.


Hariono salah satu dari komunitas Damar Panuluh Nusantara  mengatakan" bahwa kegiatan seperti ini yang dilakukan semata mata untuk pelestarian situs purbakala ,dan ini dilakukannya bersama kawan kawan berdasarkan panggilan hati misi sosial untuk merawat dan menguri uri peninggalan leluhur, dan tidak sedikitpun menggunakan anggaran pemerintah maupun dari pihak manapun, ia bersama kawan kawan mengandalkan tenaga dan beberapa bahan yang ada seperti bambu ,meski butuh bahan material seperti paku dan lain lainnya lumprah saja kami menggunakan kantong pribadi" Tutur Hariono.



Sementara Rianto juga dari Damar Panuluh Nusantara mengatakan " Inovatif menjadikan situs purbakala Puthok Ghong sebagai icon wisata budaya dilakukan dengan tekad ,itikad dan niat pantang menyerah ,meskipun fakta dilapangan inovatif tersebut sangat minim suport,bahkan lebih mengandalkan bank kantong alias swadaya pribadi.

Kami sangat senang sekali dan ada sebuah kebanggaan tersendiri dalam hati ketika kami menjalankan kegiatan sosial seperti ini"tuturnya.
(har)

2 Comments:

Cuma Hitungan Menit, Penderita Penyakit Strok Bisa Sembuh Berawal Dari Serbuk Ini

October 08, 2019 DPN 0 Comments



KEDIRI,DAMARPANULUHNUSANTARA.COM - Jangan putus asa maupun pasrah begitu saja jika kita saat ini sedang diuji dengan ujian berbagai masalah penyakit yang diberikan kepada kita ,khususnya bagi penderita penyakit strok yang rentan dialami oleh banyak orang.

Setiap ujian maupun cobaan dalam hidup ini pasti akan berakhir ,pasti akan menemukan solusi dan indah pada waktunya jika mau berusaha untuk terus berjuang melawan keputus asaan itu.

Berbicara tentang penyakit ?

Nah bagi yang sedang mengidap maupun menderita penyakit strok  ,jangan biarkan penyakit tersebut membuat anda tidak bisa beraktifitas dengan bebas,tidak bisa merasakan hidup dengan nikmat, tidak bisa jalan kemana mana karena menderita  penyakit strok tersebut ,jangan biarkan penyakit itu menyebar keseluruh anggota badan kita.

Untuk mengantisipasi penyakit tersebut ,bahkan solusi bagi penyakit tersebut jangan khawatir lagi , dipastikan dengan minuman serbuk ini kita akan mengawali  kesembuhan  dan bisa dibuktikan langsung setelah meminum serbuk ini.


Serbuk minuman yang dimaksud adalah prodak obat minuman herbal " Moringa JSS" yang sudah diakui oleh Dunia ,dengan meminum serbuk minuman herbal "Moringa JSS" tidak butuh waktu lama, dengan hitungan 5 menit saja dapat dirasakan perubahan ,awalnya yang tidak bisa bergerak sama sekali,tidak bisa jalan sama sekali setelah mengkonsumsi "Moringa JSS" langsung ada perubahan bisa jalan dan bergerak seketika.

Mumpung ada solusi kesembuhan bagi penyakit setrok khususnya ,jangan sia siakan sisa usiamu dihabiskan untuk merasakan penderitaan tesebut .


Banyak masyarakat saat ini beralih mulai mengkonsumsi serbuk minuman herbal "Moringa JSS " karena terbukti khasiatnya juga merupakan salah satu solusi sembuh secara alami dengan meminun serbuk herbal "Moringa JSS" tersebut.


Apa Itu Moringa ?
Moringa adalah salah satu tanaman penting yang berasal dari India ,dan bagian semua pohon ini bisa dimakan
mulai dari batang ,bunga,daun ,biji,buah ,dan getahnya.

Kelor atau Merunggai (Moringa Oleifera)  adalah sejenis tumbuhan yang memiliki ketinggian batang 7 sampai 11 meter ,daun kelor berbentuk bulat telur dengan ukuran kecil kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai dapat dibuat sayur dan obat.

Selain mengatasi penyakit strok "Moringa JSS " juga memiliki  manfaat lain diantaranya :
- Meningkatkan ketahanan alamiah tubuh
- Menyegarkan mata dan otak
- Meningkatkan metabolisme tubuh
- Meningkatkan struktur sel tubuh
- Meningkatkan serum kolesterol alamiah
- Mengurangi kerutan dan garis garis pada kulit
- Meningkatkan fungsi normal hati dan ginjal
- Memperindah kulit meningkatkan energi
- Memudahkan pencernaan antioksidan
- Memelihara sistem imunitas tubuh
- Meningkatkan sistem sirkulasi yang menyehatkan bersifat anti peradangan
- Memberi perasaan sehat menyeluruh
- Mendukung kadar gula normal tubuh

Dari hasil analisa kandungan nutrisi dapat diketahui bahwa daun kelor memiliki potensi nyang sangat baik untuk melengkapi kebutuhan nutrisi dalam tubuh.

Untuk Terapys maupun pemesanan serbuk minuman herbal bisa langsung menghubungi "Bang Jeki JSS "di nomor telepon 0857 35441112 /0813719397 atau di nomor admin Damarpanuluhnusantara.com 081216919894.
(har)

0 Comments:

Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak Berbagi Resep Kepada 105 Perwakilan Kabupaten Dan Kota Untuk Menurunkan Stunting

October 02, 2019 DPN 0 Comments



JAKARTA, DAMARPANULUHNUSANTARA.COM - Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak berbagi resep kepada perwakilan 105 Kabupaten/Kota prioritas untuk intervensi anak kerdil (stunting) tahun 2019 bagaimana cara Jawa Timur menurunkan angka prevalensi stunting. Menurut Emil, salah satu cara menurunkan angka stunting yakni dengan memaksimalkan penggunaan dana desa.

"Pemerintah desa harus mau mengalokasikan dana desa untuk pencegahan stunting di daerahnya. Komitmen di level desa ini sangat penting karena disitulah basis terbesar masyarakat," ungkap Emil dalam acara Rapat Koordinasi Teknis (Rakortek) Stunting Tahun 2019 di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (2/10/2019).

Emil mengatakan, sumber dana dalam penanggulangan dan pencegahan stunting dapat diperoleh Pemerintah Desa dari mana saja, termasuk dengan pemanfaatan Dana Desa maupun program CSR dengan perusahaan. Melalui dana tersebut, desa dapat berinovasi melakukan berbagai program percepatan pencegahan stunting di wilayahnya masing-masing.

"Mulai dari pemberian makanan tambahan, tablet tambah darah, pemeriksaan ibu hamil, membangun sanitasi yang bersih dan sehat, peningkatan mutu paud, dan lain sebagainya," tuturnya.

Jatim sendiri, kata Emil, tengah mendorong seluruh kepala desa di Jatim untuk memanfaatkan secara maksimal penggunaan dana desa tersebut untuk percepatan pencegahan stunting. Mengingat angka prevalensi stunting di Jawa Timur terbilang masih cukup besar. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2018, prevalensi stunting balita umur 0 sampai 59 bulan di Jatim mencapai 32,81 persen. Angka ini lebih tinggi dari prevalensi stunting nasional yakni sebesar 30,8 persen.

Menurut Emil, pekerjaan rumah ini berkejaran dengan waktu untuk segera diselesaikan. Terlebih stunting adalah kondisi yang terbilang sulit diperbaiki jika anak sudah melewati usia dua tahun. Sehingga butuh komitmen seluruh pihak terkait untuk serius dalam menangani persoalan ini.

"Saya yakin komitmen pemerintah daerah terkait penggunaan APBD dan Dana Desa yang difokuskan untuk pencegahan stunting akan mampu secara signifikan menurunkan angka stunting," imbuhnya.

Sementara itu, Deputi Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Sekretariat Wakil Presiden, Bambang Widianto mengatakan persoalan stunting harus dikeroyok bersama-sama. Menurutnya, program percepatan pencegahan stunting dapat diwujudkan apabila pemerintah pusat dan daerah fokus menangani masalah ini secara bersama-sama.

"Kita optimis ini bisa dilakukan melalui percepatan pencegahan stunting dengan yang terkoordinir dan konvergen, yaitu sinergi lintas sektor dengan bersama-sama menyasar kelompok prioritas yang tinggal di desa dan perkotaan," tuturnya.

Bambang menjelaskan bahwa pada tahun 2019 pemerintah menetapkan 160 kabupaten prioritas penanganan stunting, bertambah dari tahun 2018 lalu yang hanya 100 kabupaten yang tersebar lokasinya di 34 propinsi. Agar lebih tepat sasaran, masing-masing kabupaten/kota prioritas diminta untuk menetapkan desa prioritas penanganan stunting. (DPN)


Biro Humas dan Protokol Pemerintah Provinsi Jawa Timur

0 Comments: